BERLIN
- Menteri Luar Negeri Jerman, Sigmar Gabriel, menuduh Presiden Amerika
Serikat (AS) Donald Trump penyebab konflik di Timur Tengah. Trump
mempertaruhkan perlombaan senjata baru karena negara-negara tetangga
Qatar memutuskan hubungan dengan Doha.
Arab Saudi dan sekutunya termasuk Mesir, Uni Emirat Arab dan Bahrain mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka memutuskan hubungan diplomatik dan menutup hubungan udara, laut dan darat dengan Qatar.
Perselisihan tersebut terjadi kurang dari sebulan setelah Trump mengunjungi Arab Saudi dan meminta negara-negara Muslim untuk bersatu melawan "ekstremisme".
"Kontrak militer raksasa Presiden Trump baru-baru ini dengan monarki Teluk meningkatkan risiko penjualan senjata spiral baru," Gabriel memperingatkan.
"Kebijakan ini benar-benar salah dan tentunya bukan kebijakan Jerman. Saya sangat prihatin dengan eskalasi dramatis dan konsekuensinya bagi seluruh wilayah," tambahnya seperti dikutip dari laman Al Jazeera, Kamis (8/6/2017).
Gabriel memperingatkan isolasi terhadap Qatar dan mengatakan bahwa tindakan tersebut merupakan serangan terhadap keberadaan negera Teluk tersebut.
"Rupanya, Qatar harus diisolasi kurang lebih sama sekali dan dipukul secara eksistensial. Seperti 'Trumpifikasi' hubungan di wilayah yang sudah rentan terhadap krisis sangat berbahaya," kata Gabriel.
Dia menambahkan kesepakatan nuklir yang disepakati dengan Iran pada tahun 2015 telah memungkinkan eskalasi semacam itu harus dihindari.
"Konflik beracun antara tetangga adalah hal terakhir yang kita butuhkan," Gabriel memperingatkan.
Arab Saudi dan sekutunya termasuk Mesir, Uni Emirat Arab dan Bahrain mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka memutuskan hubungan diplomatik dan menutup hubungan udara, laut dan darat dengan Qatar.
Perselisihan tersebut terjadi kurang dari sebulan setelah Trump mengunjungi Arab Saudi dan meminta negara-negara Muslim untuk bersatu melawan "ekstremisme".
"Kontrak militer raksasa Presiden Trump baru-baru ini dengan monarki Teluk meningkatkan risiko penjualan senjata spiral baru," Gabriel memperingatkan.
"Kebijakan ini benar-benar salah dan tentunya bukan kebijakan Jerman. Saya sangat prihatin dengan eskalasi dramatis dan konsekuensinya bagi seluruh wilayah," tambahnya seperti dikutip dari laman Al Jazeera, Kamis (8/6/2017).
Gabriel memperingatkan isolasi terhadap Qatar dan mengatakan bahwa tindakan tersebut merupakan serangan terhadap keberadaan negera Teluk tersebut.
"Rupanya, Qatar harus diisolasi kurang lebih sama sekali dan dipukul secara eksistensial. Seperti 'Trumpifikasi' hubungan di wilayah yang sudah rentan terhadap krisis sangat berbahaya," kata Gabriel.
Dia menambahkan kesepakatan nuklir yang disepakati dengan Iran pada tahun 2015 telah memungkinkan eskalasi semacam itu harus dihindari.
"Konflik beracun antara tetangga adalah hal terakhir yang kita butuhkan," Gabriel memperingatkan.
Credit sindonews.com