”Ini benar-benar keluar dari pertanyaan. Kami tidak akan menyerahkan Kota Aleppo ke Rusia dan kami tidak akan menyerah,” kata Zakaria Malahifji dari kelompok pemberontak Suriah, Fastaqim, kepada Reuters, Kamis (3/11/2016).
Rusia telah mengultimatum pemberontak Suriah untuk tinggalkan Aleppo melalui koridor kemanusiaan. Tapi, Malahiji, membantah adanya koridor yang menjamin keamanan bagi perjalanan kelompok oposisi maupun warga sipil. Menurutnya, warga sipil di Aleppo tidak percaya pada Pemerintah Assad.
Seperti diberitakan sebelumnya, Rusia mengultimatum pemberontak Suriah untuk meninggalkan Kota Aleppo paling lama Jumat malam. Ultimatum Rusia ini sekaligus menandai perpanjangan moratorium serangan udara terhadap sejumlah sasaran di Kota Aleppo.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pemberontak, baik yang terluka atau tidak, diizinkan untuk keluar dari Kota Aleppo dengan senjata mereka antara pukul 09.00-19.00 waktu setempat pada 4 November melalui dua koridor khusus.
”Warga sipil dan orang sakit serta yang terluka akan diizinkan untuk meninggalkan Aleppo melalui enam koridor lainnya,” kata Kementrian Pertahanan Rusia.
”Presiden Vladimir Putin telah memerintahkan jeda pertempuran untuk menghindari korban yang tidak masuk akal,” lanjut kementerian itu. Rusia menjamin bahwa pihak berwenang Suriah akan menarik tentaranya dari dua koridor yang disiapkan untuk kelompok pemberontak.
”Semua upaya oleh pemberontak untuk menerobos Aleppo telah gagal. Para teroris telah menderita kerugian besar dalam hidup, senjata dan peralatan,” imbuh kementerian itu.
Credit Sindonews
Rusia Ultimatum Pemberontak Suriah Tinggalkan Aleppo Jumat Malam
MOSKOW - Rusia mengatakan pemberontak anti pemerintah Suriah yang bersembunyi di kota Aleppo untuk meninggalkan kota tersebut Jumat malam. Pernyataan ini sekaligus menandakan diperpanjangnya moratorium serangan udara terhadap sejumlah sasaran di dalam kota.Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pemberontak, baik yang terluka atau tidak, diizinkan untuk keluar dari kota dengan senjata mereka antara pukul 09:00 dan 19:00 waktu setempat pada 4 November melalui dua koridor khusus.
"Warga sipil dan orang sakit serta terluka akan diizinkan untuk meninggalkan Aleppo melalui enam koridor lainnya," kata Kementrian Pertahanan Rusia seperti dikutip dari Reuters, Rabu (2/11/2016).
"Presiden Vladimir Putin telah memerintahkan jeda pertempuran untuk menghindari korban yang tidak masuk akal," kata Kementerian Pertahanan Rusia lagi. Rusia juga mengatakan bahwa pihak berwenang Suriah akan memastikan tentara pemerintah akan ditarik dari dua koridor yang disiapkan untuk kelompok pemberontak.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pemberontak di dalam Aleppo telah mengalami kerugian besar selama pertempuran dan secara efektif telah terjebak.
"Semua upaya oleh pemberontak untuk menerobos Aleppo telah gagal. Para teroris telah menderita kerugian besar dalam hidup, senjata dan peralatan. Mereka tidak memiliki kesempatan untuk keluar dari kota," kata kementerian itu.
Rusia dan Suriah mengatakan mereka menghentikan serangan udara di Aleppo pada 18 Oktober. Pemerintah Barat telah menuduh bahwa serangan telah menewaskan warga sipil dalam jumlah besar, namun tuduhan itu dibantah oleh Moskow.
Credit Sindonews