Selasa, 20 September 2016

Tak Bisa Bunuh 700.000 Orang, Duterte Perpanjang Perang Narkoba

 
Tak Bisa Bunuh 700.000 Orang, Duterte Perpanjang Perang Narkoba
Presiden Filipina Rodrigo Duterte. | (REUTERS/Erik De Castro)
 
MANILA - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, mengumumkan bahwa perang narkoba di negaranya diperpanjang hingga enam bulan ke depan. Dengan nada bercanda, Duterte mengatakan bahwa dia tidak bisa membunuh semua gembong dan pecandu narkoba yang mencapai 700.000 orang.

Sambil bergurau, Duterte mengaku menyesal. Sebab, jika sekitar 700.000 orang gembong dan pecandu narkoba yang sudah menyerahkan diri ke polisi dibunuh, maka laporan korban perang narkoba akan membengkak.

”Jadi, ketika saya mulai menekan semua orang (yang terkait narkoba), itu seperti cacing dari dalam kaleng dan tidak ada yang bisa percaya bahwa akan ada sekitar 700.000 (pengedar dan pecandu) baru guys, mungkin dalam bisnis narkoba ini yang telah menyerahkan diri kepada polisi dan militer,” kata Duterte kepada wartawan, seperti dikutip IB Times, Senin (19/9/2016).

”Tapi masalahnya adalah di headline, ‘Saya tidak bisa membunuh mereka semua’. Karena bahkan jika saya ingin (bunuh), saya tidak bisa membunuh mereka semua karena laporan terakhir akan tebal,” ujar Duterte mengacu pada laporan tentang korban perang narkoba.

Presiden berjuluk “The Punisher” atau “Penghukum” ini telah menghadapi kritik global atas pelanggaran hak asasi manusia dan pembunuhan di luar hukum terkait perang melawan narkoba yang dia kobarkan.

“Beri aku perpanjangan waktu sedikit, mungkin enam bulan, saya tidak punya ide bahwa ada ratusan ribu sudah dalam bisnis narkoba. Itu waktu dikenakan tiga sampai enam bulan. Saya tidak menyadari seberapa parah masalah ancaman narkoba di republik ini sampai saya menjadi presiden,” katanya.



Credit  Sindonews