Selasa, 20 September 2016

Konvoi Bantuan PBB untuk Aleppo Diserang

 
Konvoi Bantuan PBB untuk Aleppo Diserang  
Ilustrasi bantuan PBB. (AFP/Mahmoud Taha)
 
Jakarta, CB -- Setidaknya 18 dari 31 kendaraan konvoi bantuan Suriah diserang pada Senin kemarin, menewaskan 12 orang.

Konvoi dari PBB dan Bulan Sabit Merah Arab Suriah (SARC) sedang berupaya menuju wilayah Orum al-Kubra di Aleppo, Suriah utara, untuk memberi bantuan kemanusiaan bagi 78 ribu orang, menurut PBB.

“Kemarahan kami atas serangan ini sangat besar,” kata utusan PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura kepada wartawan. “Konvoi itu merupakan hasil dari proses panjang mendapat izin dan persiapan untuk membantu warga sipil yang terisolasi.”

Kelompok pemantau konflik Suriah Syrian Obsevatory for Human Rights mengatakan 12 sopir pekerja bantuan tewas dalam serangan itu, namun PBB sendiri belum mengonfirmasinya.

Jan Egeland, kepala satuan tugas kemanusiaan PBB untuk Suriah, mencuit lewat akun Twitter-nya bahwa “banyak yang terbunuh dan terluka” dalam serangan.

Konvoi itu “dibom hari ini ada koordinasi dengan banyak pihak” yang dilakukan oleh lembaga bantuan setiap kali menyalurkan bantuan kepada bagian mana pun di lapangan, tambahnya.

Kepala bantuan PBB, Stephen O’Brien mengatakan bahwa ia sangat mengkhawatirkan insiden itu dan menyerukan “semua pihak berkonflik, sekali lagi, untuk melakukan semua tindakan untuk melindungi aktor kemanusiaan, warga sipil, insfrastruktur sipil seperti diharuskan oleh hukum kemanusiaan internasional.”
Gudang milik SARC juga dibom, menurut juru bicara PBB Stephane Dujarric.

“Berbagai sumber mengonfirmasi bahwa kota itu dibombardir malam ini,” kata Dujarric. “Namun situasi dan laporan soal itu terus berkembang dan kami tidak bisa secara independen memverifikasi soal korban.”

Observatory sementara itu mengatakan bahwa pasukan udara Bashar al-Assad melancarkan lebih dari 40 serangan udara sejak gencatan senjata berakhir pada Senin malam kemarin, menewaskan 36 orang.

Sebelumnya, militer Suriah mengumumkan berakhirnya gencatan senjata yang digagas AS dan Rusia, serta menuding kelompok pemberontak melakukan lebih dari 300 pelanggaran dan gagal memenuhi kesepakatan.



Credit  CNN Indonesia