SORONG, CB - Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan akan mengambil alih Bandara Mozes Kilangin Timika dari Freeport Indonesia.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan dengan pengambilalihan bandara tersebut dijadwalkan bisa dilakukan dalam jangka waktu setahun ke depan.
Dengan dikelolanya Bandara Mozez Kilangin oleh Kementerian Perhubungan, diharapkan bisa semakin memudahkan masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas itu.
"Selama ini masyarakat memang agak repot karena bandara belum dikelola sendiri oleh pemerintah, melainkan oleh Freeport," ujarnya, Kamis (22/9/2016).
Setelah diambil alih, nantinya bandara tersebut akan dikelola sendiri oleh Kementerian Perhubungan, dan tidak diserahkan kepada pengelola swasta maupun BUMN. Ini karena jumlah penumpang yang dilayani melalui Bandara Moses Kilangin masih di bawah 1 juta orang per tahun.
Bandara yang berada di wilayah Lani Jaya ini memiliki panjang landasan 2.935 meter dan lebar 45 meter dan dioperasikan untuk menunjang kegiatan perusahaan tambang emas Freeport Indonesia.
Kemenhub ingin menjadikan bandara ini sebagai salah satu hub "tol udara" di Papua guna melayani pengiriman logistik ke daerah pedalaman yang hanya dijangkau oleh pesawat udara.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan akan menginisiasi tol udara untuk meningkatkan konektivitas barang dan orang di kawasan terpencil yang sulit diakses dengan jalur darat dan air. Gagasan tol udara diharapkan bisa direalisasikan pada tahun depan.
Budi Karya Sumadi mengatakan salah satu wilayah yang membutuhkan tol udara adalah Papua.
Dengan kontur geografis yang bergunung-gunung, akan sangat sulit menggerakkan perekonomian di daerah pedalaman jika menggunakan jalur darat.
Kementerian Perhubungan akan menginisiasi tol udara untuk meningkatkan konektivitas barang dan orang di kawasan terpencil yang sulit diakses dengan jalur darat dan air. Gagasan tol udara diharapkan bisa direalisasikan pada tahun depan.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan dengan pengambilalihan bandara tersebut dijadwalkan bisa dilakukan dalam jangka waktu setahun ke depan.
Dengan dikelolanya Bandara Mozez Kilangin oleh Kementerian Perhubungan, diharapkan bisa semakin memudahkan masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas itu.
"Selama ini masyarakat memang agak repot karena bandara belum dikelola sendiri oleh pemerintah, melainkan oleh Freeport," ujarnya, Kamis (22/9/2016).
Setelah diambil alih, nantinya bandara tersebut akan dikelola sendiri oleh Kementerian Perhubungan, dan tidak diserahkan kepada pengelola swasta maupun BUMN. Ini karena jumlah penumpang yang dilayani melalui Bandara Moses Kilangin masih di bawah 1 juta orang per tahun.
Bandara yang berada di wilayah Lani Jaya ini memiliki panjang landasan 2.935 meter dan lebar 45 meter dan dioperasikan untuk menunjang kegiatan perusahaan tambang emas Freeport Indonesia.
Kemenhub ingin menjadikan bandara ini sebagai salah satu hub "tol udara" di Papua guna melayani pengiriman logistik ke daerah pedalaman yang hanya dijangkau oleh pesawat udara.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan akan menginisiasi tol udara untuk meningkatkan konektivitas barang dan orang di kawasan terpencil yang sulit diakses dengan jalur darat dan air. Gagasan tol udara diharapkan bisa direalisasikan pada tahun depan.
Budi Karya Sumadi mengatakan salah satu wilayah yang membutuhkan tol udara adalah Papua.
Dengan kontur geografis yang bergunung-gunung, akan sangat sulit menggerakkan perekonomian di daerah pedalaman jika menggunakan jalur darat.
Kementerian Perhubungan akan menginisiasi tol udara untuk meningkatkan konektivitas barang dan orang di kawasan terpencil yang sulit diakses dengan jalur darat dan air. Gagasan tol udara diharapkan bisa direalisasikan pada tahun depan.
Credit KOMPAS.com