Selasa, 20 September 2016

Inggris dan Denmark Akui Ikut Keroyok Pasukan Rezim Suriah

 
Inggris dan Denmark Akui Ikut Keroyok Pasukan Rezim Suriah
Pesawat tempur koalisi yang dipimpin AS yang melakukan serangan di Suriah. | (Reuters)
 
LONDON - Militer Inggris dan Denmark mengakui bersama Amerika Serikat (AS) menyerang pasukan rezim Pemerintah Suriah di Suriah timur. Serangan udara keroyokan pada hari Sabtu lalu itu menewaskan lebih dari 60 tentara loyalis Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Serangan udara di wilayah Deir el-Zor itu awalnya dituduhkan terhadap militer Australia, Amerika Serikat dan Denmark. Namun, militer Inggris dan Denmark mengakui terlibat dalam serangan itu.

“Kami dapat mengkonfirmasi bahwa Inggris berpartisipasi dalam serangan koalisi udara baru-baru ini di Suriah, sebelah selatan dari Deir el-Zor pada hari Sabtu, dan kami sepenuhnya bekerja sama dengan penyelidikan koalisi,” kata Kementerian Pertahanan Inggris, melalui akun Twitter-nya, @DefenceHQ.

”Inggris tidak sengaja menargetkan unit militer Suriah. Itu tidak akan sesuai untuk berkomentar lebih lanjut pada tahap ini,” lanjut kementerian itu, seperti dikutip Russia Today, semalam (19/9/2016).

Pada hari yang sama, Komando Pertahanan Denmark, juga mengakui terlibat dalam serangan mematikan yang merugikan militer Suriah.

”Dua (jet tempur) F-16 Denmark berpartisipasi bersama dengan pesawat negara lain dalam serangan tersebut. Serangan itu segera berhenti ketika laporan dari pihak Rusia mengatakan bahwa posisi militer Suriah telah terkena,” bunyi pernyataan Komando Pertahanan Denmark.

”Hal ini tentu saja disayangkan, koalisi keliru menghantam selain kekuatan ISIS,” lanjut pernyataan komando tersebut.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov,  mengatakan, sebanyak 62 tentara Suriah tewas dan lebih dari 100 tentara lainnya terluka dalam serangan udara yang diluncurkan pasukan koalisi yang dipimpin AS.

”Jika serangan udara itu disebabkan oleh koordinat yang salah sasaran, itu konsekuensi langsung dari keengganan keras kepala dari sisi Amerika untuk berkoordinasi dengan Rusia dalam serangan terhadap kelompok teroris di Suriah,” kesal Konashenkov.



Credit  Sindonews