DAMASKUS
- Suriah mengumumkan serangan terbaru terhadap wilayah yang dikuasai
pemberontak di Aleppo pada Kamis (23/9/2016). Pemerintah Suriah siap
melakukan serangan besar-besaran untuk mengakhiri perang sipil yang
telah berlangsung sejak 2011.
Jet-jet tempur rezim Bashar al-Assad dipasang artileri berat untuk menyerang sejumlah distrik yang dikuasai pemberontak Suriah, pusat komersil, wilayah kota besar. Mereka dipersiapkan untuk melakukan serangan selama sebulan penuh.
Pejabat pemberontak dan pekerja keselamatan mengatakan bahwa bom menghujani Aleppo. Direktur rumah sakit kelompok pemberontak di sebelah timur mengatakan, 45 orang tewas akibat serangan tersebut.
"Pesawat-pesawat tersebut sepertinya ingin membayar semua hari dimana mereka tidak melakukan pemboman selama gencatan senjata," kata Kepala divisi pertahanan dan penyelamatan kelompok pemberontak, Ammar al-Selmo seperti dikutip dari Reuters, Jumat (23/9/2016).
Media pemerintah Suriah mengumumkan serangan terbaru ini dan mengkutip pernyataan markas tenatara di Aleppo yang mendesak warga sipil di bagian timur kota untuk menghindari wilayah "teroris". Militer juga mengatakan telah menyiapkan exit point bagi mereka yang ingin melarikan diri, termasuk pemberontak.
Serangan udara ini mengisyaratkan jika Moskow dan Damaskus telah menolak permohonan Sekretaris Negara Amerika Serikat (AS), John Kerry, untuk mengehentikan penerbangan begitu bantuan kemanusiaan dapat dikirimkan dan gencatana senjata diselamatkan.
Jet-jet tempur rezim Bashar al-Assad dipasang artileri berat untuk menyerang sejumlah distrik yang dikuasai pemberontak Suriah, pusat komersil, wilayah kota besar. Mereka dipersiapkan untuk melakukan serangan selama sebulan penuh.
Pejabat pemberontak dan pekerja keselamatan mengatakan bahwa bom menghujani Aleppo. Direktur rumah sakit kelompok pemberontak di sebelah timur mengatakan, 45 orang tewas akibat serangan tersebut.
"Pesawat-pesawat tersebut sepertinya ingin membayar semua hari dimana mereka tidak melakukan pemboman selama gencatan senjata," kata Kepala divisi pertahanan dan penyelamatan kelompok pemberontak, Ammar al-Selmo seperti dikutip dari Reuters, Jumat (23/9/2016).
Media pemerintah Suriah mengumumkan serangan terbaru ini dan mengkutip pernyataan markas tenatara di Aleppo yang mendesak warga sipil di bagian timur kota untuk menghindari wilayah "teroris". Militer juga mengatakan telah menyiapkan exit point bagi mereka yang ingin melarikan diri, termasuk pemberontak.
Serangan udara ini mengisyaratkan jika Moskow dan Damaskus telah menolak permohonan Sekretaris Negara Amerika Serikat (AS), John Kerry, untuk mengehentikan penerbangan begitu bantuan kemanusiaan dapat dikirimkan dan gencatana senjata diselamatkan.
Credit Sindonews
Assad: Serangan AS yang Tewaskan 62 Tentara Suriah Disengaja
DAMASKUS
- Presiden Suriah, Bashar al-Assad, mengatakan bahwa serangan udara
Amerika Serikat yang menewaskan 62 tentara Pemerintah Suriah disengaja
dan serangan berlangsung selama satu jam. Menurut Assad, AS tak punya
kemauan bergabung dengan Rusia dalam memerangi teroris di Suriah.
Dalam wawancaranya dengan Associated Press di Damaskus, pada hari Kamis (22/9/2016), pemimpin Suriah membantah dalih AS bahwa serangan udara di dekat Deir ez-Zor pada 17 September itu merupakan kecelakaan.
Menurut militer Suriah, selain 62 tentara tewas, ada lebih dari 100 tentara Suriah lainnya yang terluka akibat serangan udara AS. Assad mengatakan, tentaranya sengaja ditargetkan oleh AS.
”Itu bukan kecelakaan oleh satu pesawat; itu empat pesawat yang terus menyerang posisi pasukan Suriah selama hampir satu jam atau mungkin sedikit lebih dari satu jam,” kata Assad. Menurutnya, pesawat-pesawat AS menyerang area besar yang berdekatan dengan posisi tentara Suriah.
Assad juga mempertanyakan bagaimana kelompok ISIS mampu melancarkan serangan begitu cepat setelah serangan udara AS tersebut.
”Pasukan ISIS menyerang pada saat yang sama dengan serangan Amerika. Bagaimana mereka (ISIS) bisa tahu bahwa Amerika akan menyerang posisi (tentara Suriah) itu? Mereka segera dan menyerang satu jam setelah serangan (AS). Itu pasti disengaja dan bukannya tidak disengaja,” imbuh Assad.
Dalam wawancaranya dengan Associated Press di Damaskus, pada hari Kamis (22/9/2016), pemimpin Suriah membantah dalih AS bahwa serangan udara di dekat Deir ez-Zor pada 17 September itu merupakan kecelakaan.
Menurut militer Suriah, selain 62 tentara tewas, ada lebih dari 100 tentara Suriah lainnya yang terluka akibat serangan udara AS. Assad mengatakan, tentaranya sengaja ditargetkan oleh AS.
”Itu bukan kecelakaan oleh satu pesawat; itu empat pesawat yang terus menyerang posisi pasukan Suriah selama hampir satu jam atau mungkin sedikit lebih dari satu jam,” kata Assad. Menurutnya, pesawat-pesawat AS menyerang area besar yang berdekatan dengan posisi tentara Suriah.
Assad juga mempertanyakan bagaimana kelompok ISIS mampu melancarkan serangan begitu cepat setelah serangan udara AS tersebut.
”Pasukan ISIS menyerang pada saat yang sama dengan serangan Amerika. Bagaimana mereka (ISIS) bisa tahu bahwa Amerika akan menyerang posisi (tentara Suriah) itu? Mereka segera dan menyerang satu jam setelah serangan (AS). Itu pasti disengaja dan bukannya tidak disengaja,” imbuh Assad.
Credit Sindonews