Rabu, 14 September 2016

Apakah Biaya Proyek Masela Turun Berkat Arcandra? Ini Penjelasan Luhut



Apakah Biaya Proyek Masela Turun Berkat Arcandra? Ini Penjelasan Luhut  
Foto: Ari Saputra

Jakarta - Pernyataan Menko Kemaritiman sekaligus Plt Menteri ESDM, Luhut Binsar Panjaitan, bahwa Arcandra Tahar berjasa 'menyelamatkan uang negara' di Blok Masela selama 20 hari menjadi Menteri ESDM kini mulai dikritisi.

Di berbagai kesempatan, Luhut melontarkan, biaya investasi untuk Blok Masela turun dari US$ 22 miliar menjadi US$ 15,5 miliar berkat Arcandra. Perhitungan itu dibuat setelah Arcandra melakukan pertemuan dengan operator Blok Masela, Inpex Corporation, pada akhir Juli lalu.

Luhut dinilai mengada-ada, biaya investasi di Blok Masela bisa turun bukan lantaran kecerdasan Arcandra. Angka perkiraan yang tinggi dihitung saat harga minyak masih sekitar US$ 100/barel. Sekarang harga minyak sedang berada di kisaran US$ 50/barel. Anjloknya harga minyak membuat biaya-biaya untuk konstruksi dan jasa penunjang untuk pengeboran minyak menjadi lebih murah.

Dengan asumsi kondisi seperti sekarang, maka wajar biaya investasi untuk pengembangan Blok Masela bisa turun menjadi US$ 15,5 miliar. Penurunan terjadi bukan karena pemangkasan, melainkan dampak merosotnya harga minyak dunia.

Tapi Luhut membantah pendapat itu. Dia mengatakan, angka perkiraan biaya investasi untuk Blok Masela sebesar US$ 22 miliar juga dibuat saat harga minyak sudah jatuh. Jadi menurutnya, penurunan biaya adalah hasil pemangkasan.

"Nggak, dulu dibuat US$ 22 miliar itu dengan harga minyak seperti sekarang. Jadi US$ 22 miliar itu dengan kondisi harga minyak sudah rendah," kata Luhut saat ditemui di kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Selasa (13/9/2016).

Dia mengklaim, Arcandra memangkas berbagai 'pengeluaran yang tidak perlu', misalnya biaya untuk pembangunan pipa-pipa gas. "Banyak hal-hal yang tidak perlu setelah dilihat. Misalnya biaya soal pipa, pengoperasian, risiko," paparnya.

Tapi diakuinya, besarnya biaya investasi pengembangan Blok Masela belum dapat dipastikan. Sebab, revisi Plan of Development (POD) Lapangan Abadi masih berjalan. Angka sebesar US$ 15,5 miliar itu masih hitungan yang mentah sekali, tidak akurat dan belum tentu dana sebesar itu sudah cukup untuk pengembangan Blok Masela.

Penyusunan POD masih harus melalui berbagai proses seperti Pre Front End Engineering Design (Pre FEED), FEED, baru setelah itu POD. Angka perkiraan yang paling adalah di POD. "Sekarang kita minta, bisa nggak Inpex membuat hitungan baru, dan hitungan baru itu pasti di bawah US$ 22 miliar. Tepatnya berapa, tunggu POD-nya dari SKK Migas," ucapnya.

Dia menambahkan, saat ini sudah tidak ada masalah lagi untuk pengembangan Blok Masela. Inpex Corporation, operator Blok Masela, tinggal menyiapkan revisi POD. Diharapkan revisi POD selesai dalam 8 bulan.

"Tidak ada masalah, tinggal mereka siapkan POD-nya. Kalau boleh POD selesai 8 bulan, jangan setahun. Mereka (Inpex) siap," tutupnya.





Credit  detikFinance