Tabichi dipuji atas dedikasinya mengajar anak-anak yang tidak mampu.
CB,
JAKARTA -- Seorang guru sains dari pedesaan Kenya memberikan sebagian
besar gajinya untuk mendukung siswa miskin tetap bersekolah. Aksi mulia
guru bernama Peter Tabichi dalam dunia pendidikan membuatnya diganjar
hadiah 1 juta dolar AS.
Ini merupakan hadiah tahunan
bagi pemenang Global Teacher Prize, penghargaan bagi guru terbaik dunia
yang dianggap berdedikasi penuh pada profesinya. Hadiah ini
dipersembahkan oleh Yayasan Varkey, dengan Peter Tabichi sebagai
pemenang pada edisi 2019.
Tabichi dipuji atas dedikasinya mengajar anak-anak yang tidak
mampu di kelas-kelas yang padat dan beberapa buku teks. Selain ilmu, ia
juga menyumbang uang hasil keringatnya mengajar. "Saya ingin murid
melihat sains sebagai jalan keluar untuk masa depan mereka," kata dia
seperti dikutip dari laman
globalteacherprize.org, Senin (25/3).
Penghargaan
itu, diumumkan dalam sebuah seremoni di Dubai, untuk mengakui komitmen
guru luar biasa untuk murid-murid SMP Keriko, Desa Pwani, Nakuru,
Provinsi Rift Valley, Kenya. Peter Tabichi menyumbangkan 80 persen
gajinya untuk mendukung para muridnya yang tidak mampu membeli seragam
atau buku.
Murid-murid yang berada di sekolah
tersebut, kebanyakan berasal dari keluarga yang kurang beruntung,
seperti yatim piatu atau kehilangan orang tua. "Mereka harus dibantu
untuk meningkatkan pengetahuan sains di masa depan mereka," kata pria
yang lahir dari keluarga guru.
Peter
Tabichi ingin meningkatkan aspirasi dan mempromosikan tujuan sains,
tidak hanya di Kenya tetapi di seluruh Afrika. Ia terpilih mendapatkan
hadiah menyisihkan 10 ribu kandidat lainnya dari 179 negara.
Banyak
tantangan yang dihadapi sekolah tersebut, yaitu kurangnya fasilitas di
sekolah, termasuk tidak cukup buku atau guru. Di sekolah tersebut, kelas
memiliki 35 hingga 40 murid yang harus diajarkan dalam kelompok yang
terdiri dari 70 atau 80 orang. Dengan keterbatasan, ruang kelas menjadi
penuh dan sesak.
Tidak hanya itu, kurangnya koneksi
internet untuk pembelajaran sains juga membuat para murid harus pergi ke
warnet untuk mengunduh sumber daya untuk pelajaran sainsnya. Para murid
juga berjalan lebih dari 6 km di jalan yang buruk untuk mencapai
sekolah.
Dengan begitu, Peter Tabichi bertekad untuk
memberi mereka kesempatan untuk belajar tentang sains dan untuk
meningkatkan wawasan mereka. Dengan perjuangan, Peter Tabichi berhasil
membawa murid-muridnya di dalam kompetisi sains nasional dan
internasional, termasuk penghargaan dari Royal Society of Chemistry di
Inggris.
Menurut Peter Tabichi, sebagian dari
tantangannya adalah membujuk masyarakat setempat untuk mengakui nilai
pendidikan, mengunjungi keluarga yang anak-anaknya berisiko putus
sekolah. Ia mencoba mengubah pikiran keluarga yang berharap anak
perempuannya menikah pada usia dini, mendorong mereka untuk menjaga anak
perempuan mereka di sekolah.
Pendiri Yayasan
Varkey yang memberikan hadiah ini, Sunny Varkey, mengatakan, kisah Peter
Tabichi dapat mengilhami masyarakat yang ingin memasuki profesi guru.
Ini memberikan sorotan yang kuat pada pekerjaan luar biasa yang
dilakukan guru di seluruh Kenya dan dunia setiap hari.
"Ribuan
nominasi dan aplikasi yang kami terima dari setiap sudut planet ini
adalah kesaksian atas prestasi para guru dan dampak besar yang mereka
miliki pada seluruh kehidupan kami," katanya.