Kamis, 28 Maret 2019

Hizbullah: AS Mungkin Akan Akui Tepi Barat Milik Israel



Hizbullah: AS Mungkin Akan Akui Tepi Barat Milik Israel
Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah memperingatkan bahwa Amerika Serikat selanjutnya dapat memilih untuk mengakui kedaulatan Israel atas Tepi Barat, Palestina yang diduduki Tel Aviv. Foto/Istimewa


BEIRUT - Hizbullah memperingatkan bahwa Amerika Serikat (AS) selanjutnya dapat memilih untuk mengakui "kedaulatan" Israel atas Tepi Barat, Palestina yang diduduki Tel Aviv. Hal ini, menurut Hizbullah dapat terjadi jika dunia Arab tidak bertindak.

"Ketika seluruh dunia mengizinkan (Presiden AS Donald) Trump untuk mendeklarasikan Yerusalem sebagai Ibu Kota abadi Israel, dan khususnya dunia Arab tetap diam, ini membuka jalan bagi semua pelanggaran AS," kata pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah.

Nasrallah mengatakan, ketika institusi dan hukum internasional gagal untuk melayani agenda Amerika dan kepentingan mereka, AS hanya mengabaikannya dengan secara tidak hormat. Dunia internasional, lanjut Nasrallah, kemudian hanya diam dan menyaksikan AS melanggar semua batas yang ada.

"Apa yang disebut 'komunitas internasional' tidak dapat melindungi hak apa pun dari rakyat apa pun, termasuk kepemilikan tanah dan kedaulatan, mengambil kembali tanah yang ditaklukkan seperti apa yang terjadi di Golan atau apa yang terjadi sebelumnya di Yerusalem," ucapnya.

"Kita harus bersiap-siap Trump mengakui kedaulatan Israel atas Tepi Barat," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir PressTV pada Rabu (27/3).

Dia mengatakan, langkah potensial seperti itu adalah bagian dari kesepakatan abad ini, yang merupakan proposal Washington untuk proses penyelesaian konflik Israel-Palestina. Proposal, yang belum diumumkan secara publik itu, telah ditolak oleh Palestina.

"Mereka dapat mengatakan bahwa rakyat Palestina dapat pergi dan tinggal di Gaza," ungkapnya, membayangkan pengusiran warga Palestina dari Tepi Barat sebagai bagian dari rencana AS. Dia menambahkan bahwa dunia Arab untuk menggunakan "hati nurani" yang tersisa untuk mencegah hal ini. 





Credit  sindonews.com