Jumat, 29 Maret 2019

Menlu UEA: Keputusan Negara-negara Arab Hindari Israel Adalah Salah



Menlu UEA: Keputusan Negara-negara Arab Hindari Israel Adalah Salah
Bendera Israel berkibar di dekat situs Dome of the Rock, Yerusalem. Foto/REUTERS


ABU DHABI - Menteri Luar Negeri (Menlu) Uni Emirat Arab (UEA) Anwar Gargash mengatakan keputusan negara-negara Arab untuk menghindari kontak dengan Israel, yang dibuat beberapa dekade lalu, telah terbukti sebagai kesalahan. Mayoritas negara Arab selama ini dikenal anti-Israel, meski para pejabat Tel Aviv mengakui ada kontak rahasia di antara mereka.

"Bertahun-tahun yang lalu, ketika ada keputusan Arab untuk tidak melakukan kontak dengan Israel, itu adalah keputusan yang sangat, sangat salah, menoleh ke belakang. Karena jelas, Anda harus benar-benar membedah dan membagi antara memiliki masalah politik dan menjaga jalur komunikasi Anda tetap terbuka," kata Gargash kepada surat kabar The National, hari Kamis (28/3/2019).

Menurutnya perubahan strategis dalam hubungan antara negara-negara Arab dan Israel dapat terjadi di tahun-tahun mendatang, dengan kontak yang diharapkan akan terus meningkat.

"Pembicaraan ini akan bergeser sebab solusi dua negara tidak akan lagi layak karena pengurangan negara semacam itu tidak akan lagi praktis. Dari perspektif UEA, kita perlu menyelesaikannya, karena masalah ini memiliki kecenderungan melompat keluar dari latar belakang ketika bungkam tiba-tiba menjadi berita utama," lanjut Gargash.

Israel dan mayoritas negara-negara Arab di Timur Tengah tidak memiliki hubungan diplomatik resmi karena sebagian besar negara-negara Arab mendukung aspirasi rakyat Palestina untuk mendapatkan pengakuan internasional yang komprehensif atas negara merdeka mereka. Negara merdeka yang dikehendaki Palestina adalah negara dengan wilayah Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Jalur Gaza yang batasnya seperti sebelum Perang Enam Hari 1967.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Emmanuel Nahshon mengatakan kepada Sputnik pada bulan Desember lalu bahwa Tel Aviv akan terus mengembangkan hubungan dengan negara-negara Arab dan Muslim di tengah adanya masalah dan ancaman bersama, termasuk perang melawan terorisme dan masalah Iran.

Nahshon juga mengatakan bahwa pemulihan hubungan semacam itu dapat membantu menyelesaikan masalah Palestina. 





Credit  sindonews.com