Kamis, 28 Maret 2019

KontraS Sebut Satu WNI di Malaysia Diduga Dihilangkan Paksa


KontraS Sebut Satu WNI di Malaysia Diduga Dihilangkan Paksa
Jumpa pers hilangnya warga Indonesia, Ruth Sitepu, di kantor KontraS, Jakarta. (CNN Indonesia/Bintoro Agung Sugiharto)



Jakarta, CB -- Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) menyatakan ada dugaan seorang warga Indonesia yang bermukim di Malaysia, Rudangta Ruth Sitepu, yang raib terkait dengan rentetan kasus penghilangan paksa.

Koordinator KontraS, Yati Andriyani, mengatakan dari aspek waktu, menghilangnya Ruth tak bisa dilepaskan dari dua kasus orang hilang lain di Negeri Jiran. Begitu pula dari aspek aktivitas, orang-orang yang hilang itu punya latar belakang sebagai kelompok minoritas.

"Dari latar belakang aktivitas semuanya mewakili dari kelompok-kelompok minoritas di Malaysia," kata Yati dalam konferensi pers yang digelar di kantor KontraS, Jakarta Timur, Rabu (27/3).


Ruth dan suaminya, Joshua Hilmy, dilaporkan menghilang sejak November 2016 di Malaysia. Joshua yang berkebangsaan Malaysia bekerja sebagai pastor. Ruth banyak membantu kegiatan suaminya itu dengan aktivitas sosial di lingkungan tempat tinggalnya di bilangan Petaling Jaya, Selangor.

Pada November 2016, dua orang pemuka agama juga dilaporkan hilang di Malaysia. Mereka adalah Amri Che Mat, seorang pemuka Syiah; serta Pastor Raymond Koh.


Menurut Suruhanjaya Hak Asasi Manusia (SUHAKAM), lembaga serupa Komnas HAM di Malaysia, penyebab hilangnya empat orang itu sedang ditelusuri. Yakni apakah dikarenakan penghilangan paksa atau bukan.

Untuk kasus Amri dan Raymond, SUHAKAM sudah memastikan kasus keduanya merupakan penghilangan paksa. Sementara untuk perkara Ruth dan Joshua masih ditelusuri.

"Artinya kita dapat indikasi ada penghilangan paksa," imbuh Yati.

Kendati demikian, Yati menyebut hal itu masih sebatas indikasi. KontraS bersama kuasa hukum masih menunggu hasil penelusuran dari SUHAKAM, sembari meminta bantuan pemerintah Indonesia.

Iman Setiawan Sitepu, adik kandung dari Ruth, mengaku bingung. Iman dan keluarga sudah membuat laporan ke kepolisian setempat pada Februari 2017, hingga kini laporan itu masih belum membuahkan hasil.


Iman juga sudah melapor ke sejumlah kementerian seperti Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Hukum dan HAM untuk mencari tahu keberadaan kakaknya. Ia berharap kasus Ruth segera menemukan titik terang.

"Harapan kita agar pemerintah dapat membuat tekanan ke sana supaya ada titik terangnya," ucap Iman saat ditemui di KontraS.





Credit  cnnindonesia.com