Jumat, 29 Maret 2019

Foto Satelit: Venezuela Sebar S-300 di Pangkalan Udara Utama



Foto Satelit: Venezuela Sebar S-300 di Pangkalan Udara Utama
Venezuela sebar sistem pertahanan udara S-300 di pangkalan udara utamanya. Foto/Istimewa

CARACAS - Militer Venezuela diketahui telah menyebar sistem pertahanan udara S-300 buatan Rusia di pangkalan udara utamanya, Kapten Manuel Rios di negara bagian Guarico. Penyebaran sistem pertahanan udara itu dilakukan di tengah mendidihnya ketegangan di wilayah tersebut.

Hal itu diketahui setelah Image Satellite International (ISI) yang berbasis di Israel merilis sejumlah foto satelit. ISI juga melaporkan Angkatan Bersenjata Venezuela telah menepatkan S-300 dalam posisi siap setelah mengadakan latihan militer pada bulan Februari.
Foto Satelit: Venezuela Sebar S-300 di Pangkalan Udara Utama

Penyebaran dilaporkan mencakup lima peluncur dan radar penuntun rudal multi-saluran (MMGR) 9532ME seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (29/3/2019).
Foto Satelit: Venezuela Sebar S-300 di Pangkalan Udara Utama

Beberapa hari sebelum penyebaran itu, sejumlah outlet media melaporkan bahwa sekitar 99 staf militer Rusia tiba di Caracas dengan menggunakan dua pesawat, yang juga mengirimkan 35 ton kargo.

Menanggapi laporan tersebut, Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan kepada wartawan bahwa Washington menganggap kedatangan pesawat militer Rusia di Venezuela sebagai provokasi yang tidak disukai. Ia pun menyerukan Moskow untuk berhenti mendukung pemerintah Nicolas Maduro dan berdiri dengan Presiden sementara Juan Ramido yang memproklamirkan diri.

Sebelum itu, Presiden AS Donald Trump mendesak Rusia untuk keluar dari Venezuela dan menekankan bahwa semua opsi ada di meja.


Rusia telah menekankan bahwa Moskow tidak melanggar perjanjian internasional atau perundang-undangan domestik Venezuela. Rusia menyatakan kedatang personil militernya dilakukan dalam kerangka hubungan normal dengan pemerintah yang sah.

Dalam perkembangan paralel, Guaido mengumumkan minggu ini bahwa 6 April akan menjadi hari pertama "aksi taktis" untuk apa yang disebut "Operasi Kebebasan". Rencananya untuk melancarkan revolusi penuh di semua negara bagian Venezuela secara bersamaan.

Venezuela telah terperosok dalam krisis politik yang sedang berlangsung selama lebih dari dua bulan, sejak tokoh oposisi Juan Guaido menyatakan dirinya sebagai presiden sementara yang menentang Maduro. Langkah itu langsung diakui oleh AS dan beberapa sekutu regionalnya, sementara Rusia, China, Turki, dan banyak negara lain menegaskan kembali dukungan mereka untuk Maduro. 

Kembali pada tahun 2009, Rusia setuju untuk meminjamkan Venezuela lebih dari USD2 miliar untuk membeli 92 tank serta sistem rudal S-300 yang dapat menembak jatuh jet tempur dan rudal jelajah. Dua batalyon S-300VM "Antey-2500" dikirim pada Mei 2012.


Credit  sindonews.com