Jumat, 29 Maret 2019

Profesor Cina Diskors karena Tulis Esai Kritik Xi Jinping


Xi Jinping. REUTERS
Xi Jinping. REUTERS

CB, Jakarta - Seorang profesor hukum di salah satu universitas ternama di Beijing, diskors dan diselidiki karena menulis esai yang mengkritik Presiden Cina Xi Jinping.
Dikutip dari CNN, 28 Maret 2019, profesor Xu Zhangrun dari Tsinghua University diskors dari kegiatan mengajar sampai investigasi atas dirinya selesai, ungkap rekannya Guo Yuhua.
Guo, profesor sosiologi di kampus yang sama mengatakan, pekerjaan Xu sebagai dosen, peneliti dan tutor telah ditangguhkan. Tidak jelas sampai kapan penangguhan ini, namun Guo mengatakan, skors terkait dengan esai yang Xu terbitkan pada Juli 2018.

Artikel panjang berjudul "Ketakutan Mendekat, Harapan Mendekat," berisi tentangan arah Cina di bawah kepemimpinan Xi dan menyerukan reintroduksi batas masa jabatan presiden, yang secara kontroversial dihapus oleh pemerintah pada awal 2018.
"Tiba-tiba, seolah-olah entah dari mana, kami memiliki 'pemimpin tertinggi' tanpa memeriksa kekuatannya: bagaimana mungkin orang tidak memiliki semua jenis imajinasi aneh dan ketakutan baru?" Xu bertanya dalam esainya.

Presiden Cina Xi Jinping, menyampaikan pidato pada pembukaan Kongres Nasional Partai Komunis Cina ke-19 di Balai Besar Rakyat China di Beijing, Cina, 18 Oktober 2017. Lebih dari 2.000 perwakilan menghadiri pertemuan yang anak menentukan siapa yang akan memimpin Cina kedepannya. REUTERS/Jason Lee



Investigasi terhadap Xu adalah tindakan terbaru yang diambil oleh pemerintah Cina untuk menekan suara-suara atau pendapat yang berbeda yang bertentangan dengan kebijakan Partai Komunis yang berkuasa.
Ini juga menunjukkan tidak ada suara yang menantang Xi akan ditoleransi karena ia terus mengkonsolidasikan posisinya sebagai penguasa Cina yang paling kuat sejak bapak pendiri Cina Mao Zedong.

Sebelumnya, Xu mengatakan kepada New York Times, dia tidak tahu apa yang akan terjadi padanya selanjutnya.
"Saya sudah mempersiapkan mental untuk ini sejak lama. Paling buruk, saya bisa berakhir di penjara," kata profesor hukum Cina itu merujuk pada dampak esainya yang mengkritik Xi Jinping.



Credit  tempo.co