Jumat, 29 Maret 2019

Protes Golan Dicaplok, Suriah: AS Beri Saja Israel Carolina Selatan



Protes Golan Dicaplok, Suriah: AS Beri Saja Israel Carolina Selatan
Kondisi wilayah Carolina Utara, Amerika Serikat. Foto/REUTERS/Charles Mostoller


NEW YORK - Duta Besar Suriah untuk PBB Bashar Jaafari menyindir Amerika Serikat (AS) yang seenaknya mengakui Dataran Tinggi Golan milik Israel. Dalam sidirannya yang menuai gelak tawa di sidang darurat DK PBB, Jaafari menyarankan agar Amerika memberikan wilayahnya, Carolina Selatan, kepada sekutunya tersebut.

Sidang darurat DK PBB digelar Rabu malam waktu New York. Dari 15 negara anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), 14 negara kompak mengutuk pengakuan Amerika Serikat soal kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan.

Wilayah itu sejatinya adalah tanah Suriah yang diduduki Israel dalam perang Enam Hari 1967. Negara mayoritas Yahudi itu kemudian menganeksasi atau mencaplok wilayah itu tahun 1981 dan tidak diakui komunitas internasional.

"Anda dapat memberi mereka Carolina Utara atau Carolina Selatan, misalnya, mengapa tidak? Carolina Selatan adalah bagian besar dari tanah (Amerika). Jadi, berikan Israel beberapa negara (bagian) jika pemerintahan (AS) ini benar-benar ingin mendapat dukungan Israel," kata Jaafari, dikutip Sputnik, Kamis (28/3/2019).

Trump telah meneken dekrit pengakuan AS tentang kedaulatan Israel atas wilayah itu beberapa hari lalu. Keputusan Trump itu dilakukan menjelang pemilihan umum (pemilu) Israel pada yang akan digelar 6 April mendatang. Langkah Trump itu dinilai banyak kalangan sebagai dukungan bagi Netanyahu untuk memenangkan pemilu.

"Jangan salah arah dengan berpikir bahwa suatu hari tanah ini akan menjadi milik Anda karena kemunafikan atau karena menjadi bidak dalam permainan pemilu di mana Anda membawa dukungan satu sama lain, sehingga Israel dapat sukses dalam pemilunya dan Amerika juga bisa mendapatkan dukungan dari kelompok lobi Israel di AS," ujar Jaafari.

Damaskus menegaskan bahwa pengakuan Dataran Tinggi Golan milik Israel bertentangan dengan resolusi PBB yang secara tegas menyatakan aneksasi "batal demi hukum".

Lawan dan sekutu Washington sama-sama satu barisan untuk mengutuk pelanggaran hukum internasional tersebut. Liga Arab, Turki, Iran, Rusia dan negara-negara Uni Eropa menentang pengakuan itu.

Sementara itu, diplomat AS Rodney Hunter mengatakan kepada DK PBB bahwa keputusan Washington tentang Dataran Tinggi Golan tidak memengaruhi gencatan senjata atau merusak penyebaran misi penjaga perdamaian. 

"UNDOF (United Nations Disengagement Observer Force) terus memiliki peran penting untuk dimainkan dalam menjaga stabilitas antara Israel dan Suriah, yang paling penting dengan memastikan bahwa Area Pemisahan adalah zona penyangga yang bebas dari kehadiran atau kegiatan militer," katanya.


Credit  sindonews.com