Sejumlah negara meminta Arab Saudi untuk membebaskan 10 aktivis yang ditahan
CB,
GENEVA -- Sejumlah negara, termasuk 28 anggota Uni Eropa, pada Kamis
(7/3) menyerukan Arab Saudi untuk membebaskan 10 aktivis yang ditahan.
Mereka juga meminta Saudi bekerja sama dengan investigasi yang dipimpin
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), terhadap pembunuhan jurnalis, Jamal
Khashoggi di konsulat Istanbul.
"Ini adalah keberhasilan bagi Eropa untuk bersatu dalam hal ini," kata seorang utusan negara Uni Eropa.
Ini
menjadi teguran pertama kerajaan di Dewan Hak Asasi Manusia PBB. Seruan
juga muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran internasional, tentang
dugaan pelanggaran Saudi terhadap kebebasan dasar, seperti kebebasan
berekspresi.
Pernyataan bersama yang belum pernah terjadi
sebelumnya, turut didukung oleh Kanada dan Australia. Pernyataan ini
dibacakan oleh Harald Aspelund, Duta Besar Islandia untuk PBB di Jenewa.
"Kami
sangat prihatin tentang penggunaan undang-undang anti-terorisme dan
ketentuan keamanan nasional lainnya terhadap individu yang secara damai
menggunakan hak dan kebebasan mereka," kata Aspelund.
Ia mengatakan, aktivis harus dapat memainkan peran vital dalam proses reformasi yang sedang dilakukan Kerajaan.
Duta
Besar Saudi, Abdulaziz MO Alwasil menekankan upayanya untuk menegakkan
hak asasi manusia. Akan tetapi ia menyerukan masalah hak asasi manusia
di Kerajaan dilakukan secara adil dan obyektif, jauh dari apa yang
dikabarkan di beberapa media dan LSM.
Pernyataan bersama
menyerukan pembebasan Loujain Al-Hathloul, Eman Al-Nafjan, Aziza
Al-Yousef, Nassima Al-Sadah, Samar Badawi, Nouf Abdelaziz, Hatoon
Al-Fassi, Mohammed Al-Bajadi, Amal Al-Harbi dan Shadan al-Anezi.
Pegiat
menuduh aktivis perempuan yang dipenjara, termasuk mereka yang
berkampanye untuk hak mengemudi, telah mengalami sengatan listrik,
cambuk, penyerangan seksual dan berbagai bentuk penyiksaan lainnya.
Wakil jaksa penuntut umum Saudi mengatakan kepada surat kabar milik
Saudi, Alsharq Alawsat pekan lalu, kantornya telah memeriksa laporan
media bahwa para wanita itu disiksa, dan tidak menemukan bukti. Kemudian
menyebut laporan itu adalah salah.
Uni Eropa dan
negara-negara sponsor lainnya mengatakan mereka mengutuk dengan cara
sekuat mungkin pembunuhan Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul pada 2
Oktober. "Keadaan kematian Khashoggi menegaskan kembali perlunya
melindungi wartawan dan untuk menegakkan hak kebebasan berekspresi di
seluruh dunia," sebut teks itu.
Itu menyerukan kerjasama
dengan penyelidikan yang dipimpin oleh Agnes Callamard, pelapor khusus
PBB pada eksekusi di luar hukum. "Ini merupakan langkah penting dalam
memastikan akuntabilitas. Komunitas internasional memiliki tanggung
jawab kolektif untuk menyoroti pelanggaran HAM di negara yang hingga
kini berhasil lolos dari pengawasan seperti itu," kata Callamard.
Ia
pun menyambut seruan untuk bekerja sama dengan penyelidikannya, karena
Saudi sampai saat ini tidak menanggapi permintaannya untuk pertemuan.
Saat ini Turki belum membagikan laporan polisi dan forensiknya tentang
kasus Khashoggi, yang telah dijanjikan pihak berwenang untuk dilakukan
selama misinya di sana bulan lalu.