New Delhi (CB) - India mempertimbangkan memasok senjata ke
pemerintah Myanmar sebagai tanda dukungan kuat bagi tetangga itu, yang
menghadapi kecaman atas tindakan kerasnya terhadap Rohingya, yang
dibahas dalam kunjungan kepala angkatan laut Myanmar, kata pejabat
India, Kamis.
Kedua pihak juga berbicara tentang pelatihan pelaut Myanmar dengan kursus tingkat tertinggi, yang diajarkan kepada perwira militer di lembaga pertahanan khusus India.
Keputusan India membahas peningkatan kerja sama militer dengan tetangganya di timur itu diperkirakan menjadi bagian dari dorongan untuk melawan pengaruh China di wilayah tersebut.
Hal tersebut terjadi pada saat negara Barat meningkatkan tekanan pada pemerintah Myanmar atas kekerasan terhadap Rohingya di wilayah baratlaut, negara bagian Rakhine.
Pada Rabu, Panglima Angkatan Laut Myanmar Laksamana Tin Aung San bertemu dengan Menteri Pertahanan India Nirmala Sitaraman dan kepala angkatan darat, angkatan laut dan angkatan udara India.
Kedua pihak membahas pasokan kapal patroli lepas pantai, menurut seorang pejabat militer. Kepala angkatan laut Myanmar juga mengunjungi lokasi pembangunan kapal angkatan laut di Mumbai sebagai bagian dari perjalanan empat hari, yang berakhir pada Kamis.
"Myanmar adalah pilar kebijakan Look East kami dan urusan pertahanan merupakan bagian besar dari hubungan tersebut," kata pejabat tersebut.
Pada 2013, India menawarkan untuk memasok peralatan seperti senjata artileri, radar dan alat penglihatan malam ke tentara Myanmar. Sejak saat itu, fokusnya telah beralih ke kerja sama angkatan laut karena India berusaha untuk mendorong mundurn pengaruh China di wilayah tersebut.
Kedua pihak diharapkan meningkatkan patroli terkoordinasi di Teluk Benggala yang membantu kedua angkatan laut beroperasi bersama.
"Fakta bahwa pemerintah India menerima perwira militer tingkat tinggi pada saat masyarakat internasional mengkritik militer mengirimkan sebuah isyarat," kata K Yhome, yang mengkhususkan diri pada kebijakan lingkungan India di Observer Research Foundation berbasis di New Delhi.
"Pesannya adalah India bersama dengan pemerintah Myanmar sejauh menyangkut isu Rohingya," katanya.
Sejak kemelut meletus di Rakhine pada bulan lalu, New Delhi mendukung pemimpin Aung Saan Suu Kyi, yang mengecam serangan pegaris keras terhadap pasukan keamanan, yang memicu tindakan keras militer terhadap Rohingya. Demikian laporan Reuters.
Kedua pihak juga berbicara tentang pelatihan pelaut Myanmar dengan kursus tingkat tertinggi, yang diajarkan kepada perwira militer di lembaga pertahanan khusus India.
Keputusan India membahas peningkatan kerja sama militer dengan tetangganya di timur itu diperkirakan menjadi bagian dari dorongan untuk melawan pengaruh China di wilayah tersebut.
Hal tersebut terjadi pada saat negara Barat meningkatkan tekanan pada pemerintah Myanmar atas kekerasan terhadap Rohingya di wilayah baratlaut, negara bagian Rakhine.
Pada Rabu, Panglima Angkatan Laut Myanmar Laksamana Tin Aung San bertemu dengan Menteri Pertahanan India Nirmala Sitaraman dan kepala angkatan darat, angkatan laut dan angkatan udara India.
Kedua pihak membahas pasokan kapal patroli lepas pantai, menurut seorang pejabat militer. Kepala angkatan laut Myanmar juga mengunjungi lokasi pembangunan kapal angkatan laut di Mumbai sebagai bagian dari perjalanan empat hari, yang berakhir pada Kamis.
"Myanmar adalah pilar kebijakan Look East kami dan urusan pertahanan merupakan bagian besar dari hubungan tersebut," kata pejabat tersebut.
Pada 2013, India menawarkan untuk memasok peralatan seperti senjata artileri, radar dan alat penglihatan malam ke tentara Myanmar. Sejak saat itu, fokusnya telah beralih ke kerja sama angkatan laut karena India berusaha untuk mendorong mundurn pengaruh China di wilayah tersebut.
Kedua pihak diharapkan meningkatkan patroli terkoordinasi di Teluk Benggala yang membantu kedua angkatan laut beroperasi bersama.
"Fakta bahwa pemerintah India menerima perwira militer tingkat tinggi pada saat masyarakat internasional mengkritik militer mengirimkan sebuah isyarat," kata K Yhome, yang mengkhususkan diri pada kebijakan lingkungan India di Observer Research Foundation berbasis di New Delhi.
"Pesannya adalah India bersama dengan pemerintah Myanmar sejauh menyangkut isu Rohingya," katanya.
Sejak kemelut meletus di Rakhine pada bulan lalu, New Delhi mendukung pemimpin Aung Saan Suu Kyi, yang mengecam serangan pegaris keras terhadap pasukan keamanan, yang memicu tindakan keras militer terhadap Rohingya. Demikian laporan Reuters.
Credit antaranews.com