Kamis, 10 November 2016

Massa Italia "Usir" Tentara Amerika di Hari Pilpres AS

 
Massa Italia Usir Tentara Amerika di Hari Pilpres AS
Para demonstran di Italia menggeruduk pangkalan militer AS di Vicenza, mendesak semua tentara AS hengkang dari Italia. Foto / Olol Jackson / Facebook
 
VICENZA - Sekitar 200 pengunjuk rasa menggeruduk pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Vicenza, Italia, tepat di hari pemilihan presiden (Pilpres) AS, kemarin. Massa mendesak semua tentara AS hengkang dari Italia.

Dalam aksi “usir” tentara AS itu, mereka menggunakan petasan. Namun, polisi menghalau dengan tembakan gas air mata.

Para demonstran tak peduli siapa yang pemenang Pilpres AS. Mereka hanya ingin semua tentara AS pulang.

Vicenza, yang terletak di timur laut Italia, adalah rumah bagi pangkalan militer AS ”Dal Molin”.

“Clinton atau Trump? Tentara pulang!,” bunyi spanduk yang diusung para demonstran sebelum pemenang Pilpres AS muncul. Seperti diketahui, Donald Trump dari Partai Republik mengalahkan Hillary Clinton dari Partai Demokrat dalam Pilpres AS kemarin.

”Bagi kami, Clinton atau Trump tak ada bedanya; Tujuan kami adalah untuk membebaskan wilayah kami dan semua wilayah dari kehadiran militer,” kata Olol Jackson, juru bicara “Presidio No  Dal Molin”, organisasi protes yang mendesak semua tentara AS hengkang dari Italia, seperti dikutip Ruptly.

”Kami pikir ini adalah saat terbaik untuk membuat Presiden AS berikutnya mengerti bahwa kami menentang pangkalan militer dan bahwa sudah waktunya bagi mereka untuk pulang,” ujar Jackson.

Dinding-dinding fasilitas di pangkalan militer AS juga ditempeli poster bertuliskan “tentara pulang”. Tak lama setelah unjuk rasa dimulai, sekitar 50 orang memisahkan diri dan mulai melemparkan petasan ke pangkalan militer AS. Tidak ada yang terluka dalam insiden itu.

Italia tercatat sebagai negara terbesar kedua di Eropa yang menjadi rumah bagi militer AS. Pada bulan Agustus, Menteri Luar Negeri Italia Paolo Gentiloni mengumumkan negaranya juga akan mempertimbangkan permintaan Washington yang menggunakan pangkalan udara Sigonela Italia untuk serangan udara terhadap target ISIS di Libya.




Credit  Sindonews