Selasa, 22 November 2016

Menag RI Ajak Umat Islam Lakukan Qunut Nazilah Demi Rohingya


 
Menag RI Ajak Umat Islam Lakukan Qunut Nazilah Demi Rohingya Menteri Agama Lukman Hakim mengajak umat Islam di Indonesia melakukan doa khusus untuk keselamatan warga etnis Muslim Rohingya yang teraniaya di Myanmar. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
 
Jakarta, CB -- Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin mengajak umat Islam di Indonesia melakukan doa khusus untuk keselamatan warga etnis Muslim Rohingya yang teraniaya di Myanmar.

Ajakan ini disampaikan Lukman di tengah pembunuhan puluhan warga Rohingya di negara bagian Rakhine oleh militer Myanmar dan warga setempat. Menurut Lukman, doa dari umat Islam di Indonesia dilakukan agar Rohingya diberi kemudahan melalui cobaan tersebut.

"Saya imbau umat muslim melakukan qunut nazilah dan Salat Gaib, ini bentuk solidaritas umat Islam di Indonesia," kata Lukman saat ditemui di kantor Kemenkopolhukam, Senin (21/11).

Qunut nazilah adalah salah satu praktik ibadah yang diselipkan di antara shalat wajib, dilakukan jika terjadi musibah besar. Sementara shalat gaib adalah bentuk shalat jenazah mendoakan umat Islam yang meninggal di tempat yang jauh.

Dilaporkan sekitar 70 warga Muslim Rohingya tewas dibantai tentara Myanmar di Rakhine, ratusan lainnya ditangkap. Lembaga HAM mengatakan tentara Myanmar membakar rumah warga Rohingya, menyiksa, membunuh dan memperkosa mereka.

Human Right Watch mengatakan ada lebih dari 1.000 rumah warga Rohingya di lima desa yang rata dengan tanah, dihancurkan oleh militer. Tentara Myanmar juga dikecam karena mengerahkan helikopter untuk menembaki warga.

Sedikitnya 30 ribu warga Rohingya kabur ke Bangladesh untuk menghindari pembunuhan. Aung San Suu Kyi, pemimpin bayangan serta peraih Nobel Perdamaian dikecam karena bungkam dan tidak berbuat apa-apa untuk menghentikan kekerasan.

Menag Lukman mengatakan pemerintah Indonesia telah pro-aktif membantu dan memfasilitasi umat muslim di Myanmar. Tak hanya aktif memberikan bantuan fasilitas bagi Rohingya, Lukman menegaskan bahwa perwakilan Indonesia di Myanmar terus menjalin forum untuk membahas nasib umat Muslim di sana.

"Pemerintah sudah aktif dalam perkembangan terakhitrdi Myanmar, bukan hanya bilateral tapi juga internasional," kata Lukman.



Credit  CNN Indonesia


RI Pantau Perkembangan Situasi Rohingya di Rakhine


RI Pantau Perkembangan Situasi Rohingya di Rakhine Meski tak terdengar atau dipublikasikan kepada media, Retno memastikan bahwa pemerintah Indonesia terus berdiplomasi dengan pemerintah Myanmar untuk mengatasi hal ini. (Dok. Kemlu RI via @Portal_Kemlu_RI)
 
Jakarta, CB -- Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi, mengatakan bahwa pemerintah Indonesia terus memantau perkembangan situasi di Rakhine, di mana bentrokan antara militer Myanmar dan etnis minoritas Muslim Rohingya terus terjadi selama sebulan belakangan.

"Kami memantau dari dekat semua perkembangan yang ada di Rakhine State. Kami juga menyampaikan concern terhadap situasi keamanan bahkan jatuh korban tentu kami sampaikan concern," kata Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (21/11).

Rangkaian bentrokan ini bermula ketika pada 9 Oktober lalu terjadi serangan serempak di tiga daerah di Rakhine, menewaskan sembilan polisi. Serangkaian bentrokan kemudian terus terjadi. Militer Myanmar menuding, etnis Rohingya menyerang mereka terlebih dulu.

Pada Sabtu (12/11) saja, operasi militer di Rakhine menewaskan 19 warga Rohingya. Menurut data yang dilaporkan Reuters, jumlah korban hingga pekan lalu mencapai lebih dari 130 orang.

Bentrokan semacam ini kerap terjadi. Namun, bentrokan militer Myanmar dengan etnis Rohingya kali ini disebut sebagai yang terparah sejak aksi kekerasan sektarian oleh kelompok Buddha radikal terhadap warga Rohingya pada 2012 lalu.

Selama ini, sebagian besar dari 1,1 juta total populasi Muslim Rohingya di Myanmar tidak memiliki kewarganegaraan dan hidup dalam diskriminasi. Mereka ditolak karena dianggap pendatang dari Bangladesh. Rohingya sendiri merasa sudah menjadi bagian dari Myanmar karena mereka telah melahirkan beberapa generasi di sana.

Akibat diskriminasi ini, banyak orang Rohingya yang berupaya kabur. Ditolaknya para pengungsi Rohingya ini dari beberapa negara, menyebabkan mereka hidup terkatung-katung di laut. Sebagian dari mereka terdampar di sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Retno enggan berkomentar lebih lanjut. Menurutnya, ia bersama jajaran akan mengklarifikasi dan memastikan kondisi pasti di sana terlebih dahulu sebelum berkomentar.

Meskipun tak terdengar atau dipublikasikan kepada media, Retno memastikan bahwa pemerintah Indonesia terus berdiplomasi dengan pemerintah Myanmar untuk mengatasi hal ini.

"Diplomasi kita jalan secara konsisten untuk membangun Rakhine state secara inklusif," katanya.

Selama ini, Indonesia sangat memperhatikan nasib pengungsi. Meskipun bukan pihak yang meratifikasi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai pengungsi pada 1951, Indonesia kini menampung 13.700 imigran dari berbagai negara, 1.974 di antaranya merupakan Rohingya.

Indonesia juga menggagas beberapa pertemuan untuk menanggulangi gelombang pengungsi di kawasan, seperti Bali Process dan Jakarta Meeting.

Dalam Jakarta Meeting tahun lalu, para peserta membahas cara mengatasi akar masalah di negara asal guna mengurangi laju pengungsi yang biasanya kabur dari kampung halamannya untuk menghindari konflik, layaknya kaum Rohingya.

Credit  CNN Indonesia