Selasa, 22 November 2016

Lambang Nazi Bermunculan di AS Pasca Kemenangan Trump


 
Lambang Nazi Bermunculan di AS Pasca Kemenangan Trump Sekitar 300 orang ikut serta dalam unjuk rasa yang digagas oleh mantan personel Beastie Boys, Adam Horovitz. (AFP Photo/Getty Images/Spencer Platt)
 
Jakarta, CB -- Lambang Nazi bermunculan di berbagai penjuru Amerika Serikat setelah Donald Trump menang dalam pemilihan umum presiden, termasuk di salah satu taman di Brooklyn.

Coretan swastika dengan tambahan tulisan "Go Trump!" di taman Brooklyn tersebut terlihat pada Sabtu (19/11) dan langsung mendapat sorotan luas. Pasalnya, taman itu dibuat khusus untuk mengenang mendiang Adam Yauch, personel Beastie Boys yang sangat peduli terhadap masalah hak asasi manusia.

Seorang mantan personel Beastie Boys, Adam Horovitz alias Ad-Rock, pun mengajak warga untuk ikut serta dalam unjuk rasa pada Minggu (20/11).

"Kebencian tidak mendapatkan tempat di Brooklyn, New York City, atau Amerika. Bergabung bersama kami pada Minggu untuk melawan pesan kebencian," kicau Horovitz melalui akun Twitter pribadinya, seperti dikutip AFP.

Sehari setelahnya, Minggu (20/11), sekitar 300 orang turun ke jalan untuk ikut serta dalam demonstrasi tersebut. Menurut mereka, kemunculan lambang Nazi tersebut merupakan kejahatan kebencian yang terinspirasi dari kemenangan Trump.

Para pekerja kota terlihat mengecat ulang sudut Taman Adam Yauch itu guna menghapus coretan swastika tersebut. Para demonstran pun menaruh bunga, lambang hati, pesan kasih sayang, dan bendera Tibet untuk menghormati Yauch yang merupakan penganut ajaran Buddha.

Tak hanya warga, unjuk rasa tersebut juga dihadiri oleh beberapa pejabat, seperti Gubernur New York, Andrew Cuomo, dan Wali Kota New York City, Bill de Blasio.

Mereka mengaku khawatir dengan merebaknya kejahatan kebencian semacam ini. Merujuk pada data lembaga pemerhati ekstremisme, SPLC, kejahatan serupa terjadi di berbagai penjuru AS setelah Trump menang.

Kedua pejabat dari Partai Demokrat ini pun mengumumkan serangkaian kebijakan yang akan mereka terapkan untuk melindungi target kejahatan kebencian, baik itu Muslim, Yahudi, imigran, atau kelompok minoritas seksual.

Sebelumnya, Cuomo sudah membangun jaringan komunikasi bantuan untuk menerima laporan dari korban kejahatan kebencian.

Dalam aksi tersebut, Cuomo mengumumkan bahwa jajaran pemerintahannya kini sedang membentuk satu unit kepolisian untuk mengatasi kejahatan kebencian semacam itu.

Selain itu, mereka juga akan menciptakan mekanisme penggalangan dana untuk membantu para imigran yang membutuhkan perlindungan hukum.




Credit  CNN Indonesia