Senin, 28 November 2016

Teroris Buronan Nomor 1 Australia Ditangkap di Turki


 
Teroris Buronan Nomor 1 Australia Ditangkap di Turki
Teroris yang disebut-sebut sebagai salah satu buronan utama pemerintah Australia, yakni Neil Prakash dilaporkan ditangkap di Turki. Foto/Istimewa
 
SYDNEY - Teroris yang disebut-sebut sebagai salah satu buronan utama pemerintah Australia, yakni Neil Prakash dilaporkan ditangkap di Turki. Prakash dikabarkan adalah perekrut utama bagi ISIS di Australia.

"Seorang pria diyakini sebagai Neil Prakash, yang dikaitkan dengan beberapa rencana serangan di Australia, telah ditahan di Turki dan sedang diinterogasi oleh pihak berwenang Turki," kata juru bicara pemerintah Australia dalam sebuah pernyataan.

"Penangkapan orang yang kita percaya adalah Prakash adalah hasil kerjasama erat antara otoritas kemanan Australia dan Turki," sambungnya, seperti dilansir AL Arabiya pada Minggu (27/11).

Juru bicara itu mengatakan, Australia sudah melakukan komunikasi dengan pihak berwenang Turki paska penangkapan Prakash, dan Australia akan meminta Turki untuk mengekstradisi Prakash. Permintaan secara formal, lanjut juru bicara itu, akan segera dilayangkan.

Prakash kerap muncul di video dan majalah pro-ISIS. Pria kelahiran Melbourne ini juga secara aktif merekrut orang-orang Australia, baik wanita dan anak-anak, serta mendorong aksi terorisme.



Credit  sindonews



Australia Tunggu Respon Turki untuk Ekstradisi Buronan Teroris

Australia Tunggu Respon Turki untuk Ekstradisi Buronan Teroris
Australia menunggu respon Turki untuk mengekstradisi Neil Prakash, buronan teroris nomor 1 negara itu. Foto/Istimewa
 
CANBERRA - Australia tengah menunggu respon Turki atas permintaan untuk mengekstradisi warga negaranya yang menjadi perekrut utama anggota ISIS. Turki berhasil menangkap Neil Prakash, buronan teroris nomor wahid Australia.

 
Menteri Kehakiman Australia, Michael Keenan mengatakan, Prakash telah dikaitkan dengan beberapa rencana serangan yang berbasis di Australia. Ia juga muncul dalam video dan majalah ISIS.

"Dia jelas menjadi subjek sistem peradilan Turki dan proses hukum Turki. Yang paling penting tentu saja adalah bahwa orang-orang yang terlibat dalam dugaan ini adalah wajah alam dari keadilan," katanya seperti dikutip dari Reuters, Senin (28/11/2016).

Sebelumnya pemerintah Australia mendapat laporan di bulan Mei, berdasarkan intelijen Amerika Serikat (AS), bahwa Prakash tewas dalam sebuah serangan udara di Mosul, Irak, pada 29 April.

"Ternyata itu tidak terjadi," kata Keenan, menambahkan bahwa Australia telah mengkonfirmasi seakurat mungkin bahwa orang yang ditahan di Turki sebenarnya Prakash.

Pemerintah menuduh bahwa Prakash, aktif merekrut pria Australia, wanita dan anak-anak dan mendorong aksi terorisme, kata pemerintah Australia pada bulan Mei. Australia tahun lalu mengumumkan sanksi keuangan terhadap Prakash, termasuk mengancam siapa pun memberinya bantuan keuangan, dengan hukuman hingga 10 tahun penjara.



Credit  sindonews