HANGZHOU
- Presiden Rusia Vladimir Putin mendukung China dengan menolak campur
tangan pihak ketiga termasuk pengadilan arbitrase dalam konflik sengketa
wilayah Laut China Selatan. Dukungan Putin ini disambut China.
”Kami
berdiri dalam solidaritas dan dukungan dari sisi China tentang masalah
ini, tidak mengakui keputusan pengadilan (arbitrase). Ini bukan posisi
politik, tetapi murni hukum,” kata Putin seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (9/9/2016).
China
telah menolak putusan pengadilan arbitrase yang digelar di Den Haag
Belanda yang tidak mengakui klaim Bejing atas wilayah Laut China
Selatan. Beijing mempertanyakan legalitas pengadilan.
Kawasan
Laut China Selatan hampir seluruhnya diklaim oleh China. Namun,
Filipina, Vietnam, Taiwan, Malaysia dan Brunei juga memiliki klaim di
wilayah tersebut yang saling tumpang tindih.
Amerika Serikat dan
India telah menyerukan kebebasan bernavigasi di perairan internasional
Laut China Selatan yang membuat China tidak nyaman.
Dukungan
Putin itu disambut baik oleh China. “China menghargai posisi Presiden
Putin pada isu Laut China Selatan," kata juru bicara Kementerian Luar
Negeri, Hua Chunying.
”Posisi Presiden Putin menunjukkan Rusia
untuk bersikap objektif dan adil, dan mewakili suara keadilan dari
masyarakat internasional,” ujar Hua.
Dia mengatakan bahwa China
juga menentang setiap upaya oleh pasukan luar kawasan untuk memanipulasi
masalah atau menimbulkan masalah. Pasukan laur kawasan yang dimaksud
Hua adalah militer Amerika Serikat yang menyebut putusan pengadialan
arbitrase mengikat.
Credit Sindonews