Obama membatalkan pertemuan dengan
Duterte yang sedianya akan membahas dugaan pelanggaran HAM dalam perang
narkoba di Filipina. (Reuters/Jonathan Ernst)
"Presiden Obama tidak akan mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Duterte dari Filipina sore ini," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional, Ned Price, Selasa (6/9), dikutip dari AFP.
Pertemuan Duterte dan Obama sedianya akan digelar di sela pertemuan dengan para pemimpin negara ASEAN, dan rencananya akan menyinggung soal dugaan pelanggaran HAM dalam perang pemberantasan narkoba yang diterapkan Duterte di Filipina sejak ia menjabat sekitar dua bulan lalu.
Pasalnya, Duterte membolehkan praktik pembunuhan di luar hukum terhadap terduga pengguna dan pengedar narkoba, menyebabkan ribuan orang tewas.
|
"Anda [Obama] harus hormat. Jangan hanya meluncurkan pertanyaan dan pernyataan. Anak pelacur, saya akan mengutuk Anda di forum itu," kata Duterte, dikutip dari AFP, Senin (5/9).
"Kita akan berkubang di lumpur seperti babi jika Anda melakukan itu terhadap saya," ujarnya.
|
Duterte bahkan menggunakan bahasa kasar lainnya dalam mengkritik sejumlah kritikus yang dinilai berusaha menyenangkan Amerika Serikat. "Ada orang lain yang memiliki kapasitas mental bagaikan anjing yang duduk di pangkuan Amerika," ujarnya.
|
Ini bukan kali pertama Duterte meluncurkan kalimat kasar. Sebelumnya, cacian "anak pelacur" dan "homoseksual" juga pernah dialamatkan kepada Duta Besar AS untuk Manila.
Sejak resmi menjabat sebagai presiden, tercatat sudah 2.400 orang tewas dalam perang pemberantasan narkoba. Sebanyak Polisi mengatakan, sekitar 900 di antaranya tewas ditembak aparat, sementara sisanya masih diselidiki. Kalimat "masih diselidiki" oleh pegiat HAM dianggap bahasa halus untuk korban main hakim sendiri atau pembunuhan tanpa proses pengadilan.
Credit CNN Indonesia
Tak Mau Didikte AS, Duterte Sebut Obama 'Anak Pelacur'
Presiden Filipina Rodrigo Duterte
menyebut Presiden Amerika Serikat Barack Obama 'anak pelacur' menjelang
perteman keduanya di KTT ASEAN di Laos. (Reuters/Erik De Castro)
Dalam konferensi pers sebelum bertolak ke Laos, Duterte menegaskan ia tidak akan membiarkan dirinya didikte oleh Obama, khususnya soal dugaan pelanggaran HAM akibat praktik pembunuhan di luar hukum yang marak terjadi dalam perang pemberantasan narkoba yang ia galakkan.
"Anda [Obama] harus hormat. Jangan hanya meluncurkan pertanyaan dan pernyataan. Anak pelacur, saya akan mengutuk Anda di forum itu," kata Duterte, dikutip dari AFP, Senin (5/9).
|
Duterte dan Obama akan bertemu pada Selasa (6/9) sore di sela-sela pertemuan puncak para pemimpin ASEAN di Vientiane, ibu kota Laos.
Sejak resmi menjabat sebagai presiden, tercatat sudah 2.400 orang tewas dalam perang pemberantasan narkoba. Sebanyak Polisi mengatakan, sekitar 900 di antaranya tewas ditembak aparat, sementara sisanya masih diselidiki. Kalimat "masih diselidiki" oleh pegiat HAM dianggap bahasa halus untuk korban main hakim sendiri atau pembunuhan tanpa proses pengadilan.
Tewasnya ribuan orang yang diduga bandar dan pemakai narkoba sesuai dengan janji kampanye Duterte sebelum pemilu Mei lalu. Kritikan bermunculan dari berbagai lembaga HAM, PBB dan AS, namun Duterte bergeming.
Ia menegaskan, tidak akan menghentikan kampanye pembunuhan terhadap para bandar narkoba di Filipina dan memperkirakan masih ada banyak bandar yang akan tewas ditembak di negaranya.
Duterte menegaskan ia tidak akan menerima perintah dari Amerika Serikat, yang merupakan mantan penjajah Filipina, dan tidak peduli soal citranya di dunia internasional.
"Saya tidak peduli tentang siapa pun mengamati perilaku saya," katanya.
Duterte bahkan menggunakan bahasa kasar lainnya dalam mengkritik sejumlah kritikus yang dinilai berusaha menyenangkan Amerika Serikat.
"Ada orang lain yang memiliki kapasitas mental bagaikan anjing yang duduk di pangkuan Amerika," ujarnya.
Ini bukan kali pertama Duterte meluncurkan kalimat kasar. Sebelumnya, cacian "anak pelacur" dan "homoseksual" juga pernah dialamatkan kepada Duta Besar AS untuk Manila.
Credit CNN Indonesia