Rabu, 07 Januari 2015

Beda Alat Pencari Black Box Air Asia dan Adam Air



Beda Alat Pencari Black Box Air Asia dan Adam Air  
Pesawat AirAsia A320 bersiap mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, pada Maret 2013. ADEK BERRY/AFP/Getty Images


CB, Jakarta - Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya F.H. Bambang Soelistyo menyatakan tim SAR Indonesia membutuhkan alat bernama manned submersible vehicle (MSV) untuk mencari kotak hitam pesawat Air Asia QZ8501 di Selat Karimata. Soelistyo menilai alat ini lebih mumpuni untuk mencari black box karena memiliki beberapa keunggulan.

"Saya butuh yang berawak. Supaya rescuer kami kayak nyetir," kata Soelistyo di kantornya, Senin, 5 Januari 2014. Soelistyo menjelaskan ada dua jenis alat pengamatan bawah laut. Satu yang dengan awak atau MSV, dan kedua yang tanpa awak atau unmanned submersible vehicle.

Alat penyelam tanpa awak disebut juga dengan remotely operated vehicles (ROV) atau robot bawah air. Alat penyelam ini pernah digunakan ketika mencari kotak hitam pesawat Adam Air yang mengalami kecelakaan di perairan Majene, Sulawesi.


Di lokasi pencarian Air Asia, saat ini ada enam kapal yang memiliki ROV dan berusaha menurunkan alat itu untuk mencari obyek bawah laut yang diduga kuat sebagai bagian besar pesawat. Kapal-kapal itu antara lain adalah Kapal Barunajaya I milik BPPT, RSS Swift dan RSS Supreme dari Rusia, kapal Cress Onix yang berisikan tim dari Rusia, Kapal Jala Daya yang berisikan tim KNKT, dan Kapal MGS Geosurvey.


Namun kondisi arus bawah laut yang sangat kencang menghalangi misi pencarian. "ROV baru bisa bekerja stabil dan maksimal kalau arus di bawah satu knot," kata Soelistyo. Satu knot sama dengan 0,5 meter per detik. Sedangkan arus bawah di perairan Pangkalan Bun, mencapai 2-4 knot (1-2 meter per detik).


Karena itu, MSV jauh lebih unggul digunakan dengan kondisi arus bawah laut yang kencang karena berukuran besar. Alat ini, menurut Soelistyo, juga mampu menyelam hingga kedalaman lebih dari 5 kilometer.



Credit TEMPO.CO