Rabu, 03 Desember 2014
'Presiden Bilang Iya, Pembangkit Tenaga Nuklir Langsung Dibangun'
Pernyataan Presiden sangat berpengaruh dalam pembangunan PLTN.
CB - Direktur Utama PT Industri Nuklir Indonesia, Yudiutomo Imardjoko, angkat bicara soal tak kunjung terealisasinya pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Tanah Air.
Menurutnya, Indonesia telah siap mengaplikasikan teknologi nuklir untuk pembangkit listrik. Dari sisi sumber daya manusia dan teknologi, Indonesia sudah memiliki.
"Hanya butuh satu statement dari Presiden bahwa Indonesia go nuclear, siap nuklir, siap bangun PLTN," kata Yudiutomo dalam acara Strategi Sumber Daya Manusia BUMN dalam Memenangi MEA 2015, di Gedung Smesco UKM, Jakarta, Selasa 2 Desember 2014.
Dia mengatakan, pernyataan itu tak pernah keluar dari Presiden sejak zaman reformasi. Padahal, dulunya Presiden RI Kedua, Soeharto, telah menyiapkan Batan untuk mengembangkan nuklir. PT Batan Tekno telah berganti nama jadi PT Industri Nuklir Indonesia.
"Kalau ada itu (pernyataan), mau ganti Presiden mana pun, nggak ada masalah," kata dia.
Pernyataan Presiden sangat berpengaruh dalam membangun PLTN.
"Jangan seperti Filipina. Sudah commissioning bangun PLTN, terus presiden bilangnya nggak jadi," kata dia.
Yudiutomo juga heran, masih banyak orang yang ketakutan mendengar kata nuklir. Padahal, nuklir tak semenakutkan yang dibayangkan orang-orang.
"Bangsa kita ini sumber daya manusianya banyak, tapi kalau mendengar nuklir, takut," katanya.
Pemerintah kurang dukung
Setelah meledaknya reaktor PLTN di Jepang usai gempa dan tsunami, masyarakat Indonesia terus menggalang sikap penolakan terhadap rencana pembangunan PLTN, seperti yang terjadi di Bangka Belitung dan Jepara.
Yudi sangat menyayangkan kurangnya dukungan pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan PLTN di Indonesia. Padahal, ada banyak negara asing yang dulunya datang ke Indonesia untuk belajar mengenai nuklir, dan saat ini sudah mengembangkan nuklir di negaranya masing-masing.
"Dulu Tiongkok datang ke Indonesia, training nuklir. Sekarang terbalik, mereka jauh lebih pintar dari pada kita," ujar Yudiutomo.
Berdasarkan keterangan dari Yudiutomo, ada puluhan orang Indonesia yang ahli di bidang nuklir ditarik dan dipekerjakan di Amerika, Perancis, dan juga Malaysia. Hal tersebut dikarenakan Indonesia yang tidak menyediakan lahan berupa PLTN untuk para ahli nuklir tersebut.
"Lama-lama dikelilingi oleh negara bernuklir. Malaysia, Vietnam. Kalau saja Singapura punya tanah, mereka akan bangun nuklir." ujarnya.
Yudi mengimbau dan berharap adanya kerjasama dari pihaknya dengan pemerintah dan masyarakat. Sehingga Indonesia juga bisa memiliki energi nuklirnya sendiri dan dapat memiliki energi listrik yang memadai untuk Indonesia.
Credit VIVAnews