Senin, 15 Desember 2014

Mengenal KRI John Lie, Kapal Tempur Baru TNI AL Berjenis Frigate


TRIBUNMANADO/CHRISTIAN WAYONGKERE Pengukuhan KRI John Lie oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI DR Marsetio MM, Sabtu (13/12/2014).




BITUNG, CB - Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI DR Marsetio MM, Gubernur Sulawesi Utara SH Sarundajang dan Panglima Armada Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Ary Hendricus Sembiring resmi mengukuhkan penggunaan nama KRI John Lie 358. Kapal ini adalah kapal perang jenis frigate pabrikan Inggris, yang diresmikan di Dermaga Pelabuhan Samudera Bitung, Sabtu (13/12/2014).
Komandan KRI John Lie, Kolonel Laut (P) Antonius Widyoutomo kemudian menjelaskan alasan penamaan John Lie. Menurutnya, Laksamana Muda TNI (Purn) Jahja Daniel Dharma, atau yang lebih dikenal sebagai John Lie, adalah seorang perwira tinggi TNI AL dari etnis Tionghoa yang telah dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia. John Lie lahir pada tanggal 9 Maret 1911 di Manado, Sulawesi Utara.
"Pengalamannya sebagai pelaut dan pengetahuan taktik tempur laut serta pembersihan ranjau laut didapat saat bekerja sebagai Klerk Mualim III di perusahaan pelayaran niaga milik Belanda selama beberapa tahun hingga terjadi Perang Dunia II. Dan saat perang dunia II berakhir beliau bergabung dengan Marine Division pada Kesatuan Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS)," tutur Anton.
Anton melanjutkan, atas prestasi John Lie dia diterima di angkatan Laut RI dan diperintahkan untuk bertugas di Cilacap dengan pangkat Kapten, di pelabuhan. Menurut Lulusan Akabri tahun 1993 ini,  John Lie menorehkan prestasi berhasil membersihkan ranjau yang ditanam oleh Jepang untuk menghadapai pasukan sekutu. "Atas jasanya itu beliau dinaikkan pangkatnya menjadi Mayor," ucap Anton.
John Lie dalam tugasnya mengamankan pelayaran kapal yang mengangkut hasil bumi menuju Singapura dibarter dengan senjata yang nantinya akan diserahkan kepada pejabat RI di Sumatera sebagai sarana perjuangan melawan Belanda dengan melakukan operasi menembus blokade Belanda.
"Beliau menggunakan kapal cepat eks kapal angkatan Laut Inggris yang dinamakan 'The Outlaw' yang diawaki oleh 15 ABK. Beberapa media menjuluki beliau sebagai 'The Great Smuggler with the Bible' dan atas jasa beliau kemudian dianugerahi tanda jasa pahlawan oleh Presiden Soekarno waktu itu," papar Anton.
Adapun spesifikasi KRI John Lie, menurut Kolonel Anton, adalah KRI yang paling canggih yang dimiliki oleh TNI AL saat ini. KRI John Lie memiliki teknologi yang dibeli dari Inggris serta merupakan yang terbaru di jenisnya.
"Kapal tempur ini jenis Frigate yang memiliki kemampuan peperangan permukaan, udara, bawah air dan peperangan eletronika. Kemampuan peperangan multi dimensi, bahkan ada heli tempur on board, bisa diantisipasi semuanya bukan hanya fisik," kata dia.
Pria yang sudah tujuh kali menjadi komandan kapal KRI ini jelas bukan sembarang memuji KRI John Lie 358. Sebab, dari tujuh KRI yang dikomandaninya, inilah yang dianggap Kolonel Anton sebagai yang tercanggih.
"Kecanggihannya saja saat ini sesuai standar Kapal Perang NATO, dan merupakan kapal yang tercanggih yang ada di ASEAN saat ini," sebutnya.
KRI John Lie dibeli dari Inggris masuk ke Armatim di Surabaya setelah menempuh 44 hari perjalanan dari Inggris dan tiba beberapa saat sebelum pelaksanaan HUT TNI di Surabaya. "Kami yakin dengan makin canggihnya peralatan tempur TNI AL sekarang ini bisa meredam aksi pencurian di laut juga menjaga keutuhan NKRI yang kita cintai ini," 


 Credit KOMPAS.com