Rabu, 17 Desember 2014

Mendesak, Pembangunan PLTN untuk Atasi Krisis Energi Listrik




PLTN-700




JAKARTA (CB)- Pemerintah hingga kini belum memberikan sinyal terkait rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Padahal krisis energi listrik didaerah terus meluas dan mulai mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat.

Kepala Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) Djarot  Sulistio Wisnusubroto mengatakan bahwa membangun PLTN situasinya sudah sangat mendesak. “Kebutuhan listrik setiap saat terus meningkat seiring pertambahan jumlah penduduk. Sementara bahan bakar fosil makin hari persediaannya makin habis,” jelas Djarot kemarin.
Karena itu membangun PLTN harus segera dilakukan oleh pemerintah. Jangan menunggu krisis energi listrik tersebut memadamkan semua aliran listrik di Indonesia secara keseluruhan.
Diakui Djarot, hal yang selama ini menghambat pembangunan PLTN adalah infrastruktur dan sikap penolakan masyarakat terhadap nuklir. Tetapi jajak pendapat yang terus dilakukan oleh BATAN sejak 2010-2014 menunjukkan perkembangan yang sangat positif. Secara nasional, masyarakat sudah mau menerima PLTN dengan catatan harus diawasi dengan ketat.
“Krisis energi listrik telah mendorong masyarakat untuk menyetujui dibangunnya PLTN,” tambahnya.
Untuk membangun PLTN itu sendiri dikatakan Djarot prosesnya tidak mudah. Setelah dilakukan studi tapak, lalu keluar kepres, pembangunan baru bisa dimulai.
“Dan hasilnya baru bisa dinikmati 8 hingga 10 tahun yang akan datang,” tukas Djarot.
Itu sebabnya, BATAN terus mendorong agar pemerintah segera membangun PLTN. Dengan kurun waktu pembangunan yang cukup lama tersebut, masih memungkinkan Indonesia terhindar dari krisis energi listrik yang sangat parah.
“Hasil jajak pendapat terbaru dimana masyarakat sudah menginginkan adanya PLTN akan kami sampaikan kepada Presiden dan Menteri ESDM. Kami berharap pemerintah tidak terlambat memutuskan,” pungkas Djarot.
Dalam studi yang melibatkan 5000 responden secara acak tersebut ditemukan fakta bahwa meningkatnya penerimaan nuklir didasari atas keinginan masyarakat untuk tidak lagi ada pemadaman listrik, harga listrik jadi murah, mencptakan lapangan kerja, tidak mengeluarkan polusi dan alih teknologi.
Adapun hasil rekapitulasi jajak pendapat iptek nuklir 2014 terlihat 72 persen responden tingkat nasional setuju PLTN, 57 persen masyarakat Bangka Belitung setuju PLTN dibangun di Babel dan 74 persen responden di Jawa-Sumatera-Bali setuju dibangun PLTN.


Credit Pos Kota