Jumat, 11 November 2016

Trump Tower dijaga ketat setelah unjuk rasa


Trump Tower dijaga ketat setelah unjuk rasa
Seorang perempuan berjalan melewati sampah terbakar dalam sebuah demonstrasi di Oakland, California, Amerika Serikat, menyusul pemilihan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat, Rabu (9/11/2016). (REUTERS/Noah Berger)
New York (CB) - Gedung milik pebisnis top Donald Trump di New York dijaga ketat aparat, Kamis pagi hingga sore (Jumat WIB), setelah massa berunjuk rasa untuk memprotes kemenangannya dalam Pemilu Presiden Amerika Serikat.

Trump Tower pada pagi hari dijaga ketat oleh sejumlah personel Departemen Kepolisian New York, sebagaimana laporan wartawan Antara langsung dari depan Trump Tower di New York, Kamis (Jumat WIB).

Pada pagi hari, di depan gedung milik Trump itu diparkir truk-truk berukuran besar. Hal itu dilakukan agar tidak ada massa yang dapat menerobos ke area gedung Trump Tower.

Sejumlah truk besar itu diparkir di sepanjang jalan di depan Trump Tower. Namun, pada sore hari truk-truk besar tersebut dipindahkan dan pengamanan di depan gedung diganti dengan barikade beton.

Situasi di depan Trump Tower tidak hanya ramai dengan personel polisi, melainkan juga oleh orang-orang yang berhenti untuk mengambil foto gambar depan gedung Trump atau melakukan swafoto.

Sebelumnya, ribuan demonstran turun ke jalan di berbagai kota di AS pada Rabu (9/11) sambil membawa plakat dan mengeluarkan teriakan yang mengecam presiden terpilih AS - Donald Trump - sebagai rasis dan misoginis. Mereka memprotes kemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS.

Sekelompok besar massa memadati Fifth Avenue, Kota New York, di depan Trump Tower tempat presiden terpilih itu tinggal, sambil melambai-lambaikan plakat bertulisan "Love Trumps Hate" (Cinta Mengalahkan Kebencian).

Kelompok lain berkumpul di depan Gedung Putih di Washington, yang segera akan menjadi kediaman resmi Trump.

Di Trump Hotel yang baru saja dibuka oleh Trump di Pennsylvania Avenue, para demonstran berseru "Nyatakan dengan lantang, katakan dengan jelas: Pengungsi diterima baik di sini".

Di tempat-tempat lain di pesisir timur Amerika, demonstrasi digelar di Miami, Philadelphia, dan Boston. Para demonstran membawa plakat menyerukan pemakzulan Trump dan diakhirinya sistem Dewan Elektor, proses sesuai konstitusi yang membuahkan kemenangan Trump dalam pemilihan presiden, meskipun dia kalah tipis dalam perolehan jumlah suara rakyat.

Di pantai barat, para demonstran di Los Angeles, San Francisco, Portland, dan Seattle berpawai dan menutup lalu lintas untuk menyatakan kemarahan karena Trump mengalahkan Hillary Clinton.

Di bagian tengah, protes diselenggarakan di Chicago, di kota-kota kembar Minnesota, Omaha, Nebraska, dan Kansas City, Missouri.

Credit  ANTARA News


Sejumlah orang masih unjuk rasa di dekat "Trump Tower"


Sejumlah orang masih unjuk rasa di dekat
Polisi berupaya mengendalikan lokasi kantor yang dibakar pendemo sebagai reaksi terpililhnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat di Oakland, California, Rabu (9/11/2016). (REUTERS/Stephen Lam)
New York (CB) - Sejumlah orang masih melakukan unjuk rasa di dekat Trump Tower gedung milik pebisnis top Donald Trump di New York untuk memprotes terpilihnya dia sebagai Presiden ke-45 Amerika Serikat dalam pemilu presiden, Selasa (8/11) waktu setempat.

Sekitar 10 hingga 15 orang yang berkumpul untuk berunjuk rasa itu membawa karton-karton besar bertuliskan protes mereka, salah satunya bertuliskan "Trump Not My President" (Trump bukan presiden saya), demikian laporan langsung wartawan Antara dari seberang gedung Trump Tower di New York, Kamis (Jumat WIB).

Tidak seperti unjuk rasa sebelumnya dengan jumlah massa yang jauh lebih banyak dan dilakukan tepat di depan Trump Tower, unjuk rasa kali ini dengan jumlah orang yang jauh lebih sedikit dan dilakukan di seberang jalan Trump Tower.

Hal itu karena bagian depan gedung milik Trump itu sudah dijaga ketat sepanjang hari setelah unjuk rasa besar pada Rabu (9/11).

Trump Tower pada pagi hari dijaga ketat oleh sejumlah personel Departemen Kepolisian New York.

Pada Kamis pagi waktu setempat, di depan gedung milik Trump itu diparkir truk-truk berukuran besar. Hal itu dilakukan agar tidak ada massa yang dapat menembus ke dalam Trump Tower.

Sebelumnya, ribuan demonstran turun ke jalan di berbagai kota AS pada Rabu (9/11) sambil membawa plakat dan mengeluarkan teriakan yang mengecam presiden terpilih AS - Donald Trump - sebagai rasis dan misoginis. Mereka memprotes kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden.

Sekelompok besar massa memadati Fifth Avenue kota New York, di depan Trump Tower tempat presiden terpilih itu tinggal, sambil melambai-lambaikan plakat bertulisan "Love Trumps Hate" (Cinta Mengalahkan Kebencian).

Kelompok lain berkumpul di depan Gedung Putih di Washington, yang segera akan menjadi kediaman resmi Trump. Di Pennsylvania Avenue, di Trump Hotel yang baru saja dibuka, para demonstran berseru "Nyatakan dengan lantang, katakan dengan jelas: Pengungsi diterima baik di sini".

Di tempat-tempat lain di pesisir timur Amerika, demonstrasi digelar di Miami, Philadelphia dan Boston, di mana demonstran membawa plakat menyerukan pemakzulan Trump dan diakhirinya sistem Dewan Elektor, proses sesuai konstitusi yang membuahkan kemenangan Trump dalam pemilihan presiden, meskipun ia kalah tipis dalam perolehan jumlah suara rakyat.

Di pantai barat, para demonstran di Los Angeles, San Francisco, Portland, dan Seattle berpawai dan menutup lalu lintas untuk menyatakan kemarahan karena Trump mengalahkan Hillary Clinton.

Di bagian tengah, protes diselenggarakan di Chicago, di kota-kota kembar Minnesota, Omaha, Nebraska, dan Kansas City, Missouri.8) 11-11-2016 05:50:58

Credit  ANTARA News



Tolak Kemenangan Trump, Ribuan Warga AS Turun ke Jalan


Tolak Kemenangan Trump, Ribuan Warga AS Turun ke Jalan  
CNN melaporkan, protes anti-Trump kini terjadi setidaknya di tujuh kota. (Reuters/Kamil Krzacznski)
 
Jakarta, CB -- Ribuan warga di berbagai penjuru Amerika Serikat menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran menolak kemenangan Donald Trump dalam pemilihan umum presiden.

CNN melaporkan, setidaknya protes anti-Trump ini terjadi di tujuh kota, termasuk New York City, kampung halaman Trump.

Ribuan orang di New York berarak dari ruas jalan Midtown Manhattan menuju Trump Tower sambil berteriak, "Bukan presiden saya! Bukan presiden saya!"

Setibanya di depan Trump Tower pada Rabu (9/10) malam waktu setempat, mereka membakar bendera Amerika Serikat. Polisi terlihat bersiaga ketat di sekitar lokasi.

Sementara itu di Chicago, lebih dari seratus orang berkumpul di depan Trump International Hotel sambil menggemakan yel-yel seperti, "Tolak Trump! Tolak KKK! AS tidak rasis!"

Kepolisian Chicago pun menutup beberapa ruas jalan, mencegah persebaran massa ke daerah lain. Hingga kini, tak ada laporan kericuhan dalam unjuk rasa itu.

Salah satu demonstran, Adriana Rizzo, terlihat memegang poster bertuliskan, "Nikmati kebebasan kalian selagi bisa!"

Ia mengaku khawatir dengan masa depan Amerika jika dipimpin oleh sosok yang dalam kampanyenya kerap melontarkan komentar rasis dan sarat unsur diskriminasi terhadap kaum pendatang juga Muslim.

"Saya sangat khawatir dengan apa yang akan terjadi di negeri ini," katanya sambil terus mengacungkan poster yang ia bawa.

Orang di sekitar Rizzo kemudian berteriak mengenai tembok Meksiko. Dalam kampanyenya, Trump pernah menyampaikan gagasan untuk membangun tembok di sepanjang perbatasan dengan Meksiko untuk mencegah masuknya imigran gelap.

"Saya sangat khawatir dengan tumbuhnya nasionalisme putih dan ini merupakan cara saya untuk melawan hal semacam itu," kata Rizzo,

Seiring dengan semakin larutnya malam, kian banyak warga yang turun ke jalan, termasuk di Philadelphia dan Boston. Sejumlah organisasi massa juga merencanakan aksi di San Fracisco, Los Angeles, Oakland, dan California, sementara aksi protes di Austin dan Texas terus berlanjut.

Anak sekolah bolos demi unjuk rasa

Tak hanya orang dewasa, anak-anak sekolah di AS bahkan rela tak masuk sekolah demi ikut serta dalam unjuk rasa bersama gurunya.

Salah satu demonstrasi terbesar digelar di California, di mana sekitar 1.500 siswa dan guru berdemonstrasi di halaman Sekolah Menengah Tinggi Berkeley di California, kemudian melakukan long march ke kampus Universitas California di Berkeley sambil berteriak, "Bukan presiden kami!"

Di Los Angeles, sekitar 300 siswa SMA yang mayoritas keturunan Latin berarak ke Balai Kota, di mana mereka kemudian mengadakan unjuk rasa singkat, tapi bergemuruh. Sejumlah staf sekolah terlihat mendampingi para siswa.

Sementara itu, ratusan siswa lain juga membolos untuk menggelar aksi serupa di Seattle, Phoenix, Oakland, El Cerrito, dan Richmond. Di Universitas Texas, ratusan siswa juga dilaporkan berdemonstrasi di kampus mereka.

Rangkaian unjuk rasa ini merupakan kelanjutan dari demonstrasi di San Francisco Bay Area pada Selasa (8/11), ketika pemilu baru saja digelar. Dalam aksi tersebut, para pengunjuk rasa memecahkan kaca toko serta membakar tong sampah dan ban.

Tak lama setelah aksi itu selesai, proses hitung cepat dimulai dan hasilnya, Trump berhasil mengalahkan rivalnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.

Namun dalam pidato kemenangannya, Trump menyerukan persatuan rakyat AS yang selama masa kampanye terbelah.

"Untuk semua pendukung Republik, Demokrat, liberal, dan lainnya di penjuru negara ini, mari bersatu. Saya meminta kepada setiap warga negara, untuk bersatu," kata Trump.



Credit  CNN Indonesia


Hari Kedua Protes Anti-Trump, Demonstran Sorot Masalah HAM


Hari Kedua Protes Anti-Trump, Demonstran Sorot Masalah HAM 
 sekitar 100 orang berarak dari Gedung Putih menuju Trump International Hotel sambil berteriak, 'Love trumps hate!' yang berarti 'Cinta mengalahkan kebencian!' (Reuters/Kevin Lamarque)
 
Jakarta, CB -- Ribuan warga Amerika Serikat kembali turun ke jalan pada Kamis (10/11) untuk berunjuk rasa menolak kemenangan Donald Trump dalam pemilihan umum presiden.

Pada hari kedua ini, para demonstran menyoroti masalah hak asasi manusia yang mungkin terjadi di AS jika Trump memimpin.

Pasalnya, selama masa kampanye Trump kerap melontarkan komentar diskriminatif terhadap perempuan, kaum marjinal, imigran, bahkan umat Muslim.

Seperti dilaporkan Reuters, sekitar 100 orang berarak dari Gedung Putih menuju Trump International Hotel sambil berteriak, "Love trumps hate!" yang berarti "Cinta mengalahkan kebencian!"

"Generasi ini berhak mendapatkan yang lebih baik dari Trump. Para homoseksual, kulit hitam, perempuan, gadis, semua orang dapat terpengaruh dengan ini (terpilihnya Trump). Kami harus menolong mereka," ujar seorang demonstran, Lily Morton.

Sementara itu, lebih dari 1.000 siswa sekolah berjalan mengelilingi ruas-ruas jalan di San Francisco sambil membawa bendera pelangi, warna yang menjadi simbol dukungan terhadap kaum LGBT.

Beberapa siswa juga terlihat membawa bendera Meksiko. Selama kampanye, Trump beberapa kali melontarkan gagasan untuk membangun tembok di sepanjang perbatasan AS dengan Meksiko guna mencegah kehadiran imigran gelap.

Aksi protes anti-Trump juga masih terus berlanjut di berbagai penjuru AS lainnya, seperti New York, Los Angeles, dan California.

Di Oakland, kericuhan masih berlanjut dengan aksi bakar bendera, memecahkan kaca, hingga baku hantam dengan aparat keamanan pun tak terhindarkan.

Gerakan untuk menjaring lebih banyak massa pun digencarkan melalui media sosial. Sekelompok siswa membentuk satu grup Facebook dengan nama "#NotMyPresident" guna mengajak anak-anak lain ikut serta dalam unjuk rasa puncak yang akan digelar pada 20 Januari mendatang.

Menanggapi aksi protes ini, Sean Spicer, juru bicara Komite Nasional Partai Republik, partai yang mengusung Trump dalam pemilu, meminta masyarakat untuk tenang dan memberikan kesempatan kepada sang presiden terpilih untuk membuktikan kinerjanya.

Di Gedung Putih, Trump pun sudah melakukan pertemuan dengan Barack Obama untuk mengatur transisi yang baik dan aman. Namun, Obama mengatakan bahwa ia tidak akan menghalangi rakyat berdemonstrasi karena itu merupakan wujud kebebasan berpendapat.

Credit  CNN Indonesia