Jumat, 28 November 2014

Menlu: Kapal Asing Harus Ditenggelamkan karena Kedaulatan Negara Dilanggar



Ilustrasi: Kapal nelayan asing yang disita.

JAKARTA, CB - Ketegasan pemerintah menghadapi kapal asing ilegal yang masuk dan mencuri ikan di perairan Indonesia menuai berbagai reaksi berbeda. Bagi Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti serta Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, ketegasan tersebut adalah upaya pemerintah Indonesia menunjukkan bahwa kedaulatan negeri ini tidak bisa dibeli.
"Masalah kita sekarang, seolah (negara) bisa dibeli. Keinginan komitmen pemerintah saat ini untuk menegakkan law enforcement tanpa bisa dibeli sebenarnya merupakan titik awal awal bisa dihormati oleh bangsa lain," ujar Retno.
Dia menambahkan, "Masalah kedaulatan merupakan masalah yang tidak bisa ditawar!"
Dalam Sidang Dewan Kelautan Indonesia (DEKIN) di Gedung Mina Bahari I Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kamis (27/11/2014), Retno menceritakan bahwa beberapa hari ini pewarta kerap memertanyakan kebijakan pemerintah mengenai tindak tegas kepada kapal asing ilegal.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Retno menjawab bahwa sebenarnya langkah yang diambil jajarannya itulah yang seharusnya dilakukan pemerintah.
"Intinya sebenarnya yang kita lakukan adalah sesuatu yang dilakukan semua negara mengenai law enforcement. Ini tidak begitu saja. Ini merupakan hal yang harus dilakukan semua negara. Negara akan dihormati jika bisa menegakkan hukumnya," pungkas Retno.
Hal serupa dialami pula oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. Senada dengan Retno, Susi juga tegas menyatakan bahwa pihaknya hanya melakukan apa yang seharusnya selama ini sudah dilakukan.
"So, we just do what we have to do as a country. Ibu menteri luar negeri bilang, kedaulatan itu tidak boleh dibeli. Saya bilang, kedaulatan itu tidak ada harganya, tidak dijual dan tidak dapat (dibeli). Dan kalau untuk kedaulatan, anything necessary to do to be done, it has to be done. Nothing else. So?" ucap Susi di pelataran Gedung KKP.
Susi kemudian mengeluhkan wartawan yang bertanya kepadanya. Menurut hemat Susi, seharusnya yang dipertanyakan adalah seberapa perlunya nelayan Indonesia ditangkap dan kapalnya ditenggelamkan di Malaysia dan Australia.
"Anda harus bilang, oh tidak, sekarang kita bangkit sebagai bangsa yang berdaulat!" ujar Susi.
Lantas, mengenai potensi konflik yang terjadi antara Indonesia dengan negara asing akibat keputusan pemerintah, Susi pun tidak ambil pusing. Sekali lagi, dia menekankan bahwa kedaulatan negara tidak boleh dilecehkan oleh negara lain.
"Kalau karena kedaulatan kita bentrok dengan negara tetangga ya kenapa tidak? Kan tidak boleh kedaulatan dilecehkan oleh negara," pungkasnya.

Credit  KOMPAS.com