Rabu, 26 November 2014

Teka-teki kematian gadis penerima cangkok sel punca

 
 
Sophie Ryan-Palmer meninmggal sebulan setelah mendapat pencangkokan

Kematian gadis 12 tahun penerima pencangkokan sel punca atau sel batang (stem cell) mungkin antara lain disebabkan pada masalah saat pembekuan sel itu, ungkap pemeriksaan koroner.

Pasien Kanker Sophie Ryan-Palmer meninggal pada tahun 2013 setelah menerima transplantasi sumsum tulang dengan sel yang dibekukan di Rumah Sakit Great Ormond Street.

Tiga anak lainnya juga meninggal, namun petugas koroner menyebut pencangkokan sel yang lebih sukses tidak akan mencegah kematian-kematian itu.

Seluruhnya, ada delapan anak yang mendapat masalah setelah perawatan, sebut penyelidikan itu.
Rumah Sakit Great Ormond Street mengatakan saat tes dilakukan sebelum transplantasi, tidak ditemukan masalah.

Dalam dengar pendapat di pengadilan terungkap rumah sakit itu telah melakukan pembekuan sel-sel induk dengan menggunakan metode yang sama sejak tahun 2003.
Tapi pada bulan Juni 2013 mulai muncul kekuatiran setelah Sophie Ryan-Palmer tidak memperlihatkan kemajuan setelah mendapat perawatan.

Berbeda-beda

Pada bulan Juli tahun itu, bocah berumur 13 bulan bernama Ryan Loughran meninggal. Sophie meninggal seminggu kemudian pada tanggal 17 Juli, sementara Katie Joyce, umur 4 tahun, meninggal pada bulan Oktober.
Adapun Muhanna al-Hayany, yang datang dari Kuwait untuk mendapat pengobatan, meninggal pada Agustus 2014.
Semua dirawat di rumah sakit pada saat yang sama, namun mereka meninggal pada waktu yang berbeda karena penyakit mereka yang berbeda-beda.
Pencangkokan sel batang sudah dilakukan lagi, dengan metoda baru dan pemantauan ketat.
Pengobatan dihentikan pada bulan Oktober.
Ahli koroner Mary Hassel menyimpulkan pengobatan terhadap Sophie mungkin ikut menyebabkan kematiannya, namun "tidak jelas".
Dia mengatakan tiga anak-anak lain penyakitnya sudah sangat parah sehingga pengobatan dengan sel batang itu tidak akan mengubah hasilnya.

Pemantauan ketat

Dengar pendapat mengungkapkan, bahwa rumah sakit tidak bisa menemukan penyebab mengapa proses itu tidak lagi berhasil, namun ahli dari University College London menyimpulkan bahwa sel induk yang juga disebut sel batang atau sel punca itu tidak tumbuh secara seharusnya.

Kini rumah sakit itu sudah melakukan lagi pencangkokan sel batang dengan menggunakan metoda lain, yang dipantau dengan ketat.

Dalam pernyataannya rumah sakit itu menyebutkan bahwa mereka melakukan pertemuan setiap bulan -dan bukannya setiap enam bulan seperti sebelumnya- untuk mengevaluasi metoda pencangkokan sel itu.


Credit BBCINDONESIA