Rabu, 26 November 2014

Spesies Baru Burung Flycatcher Ditemukan di Sulawesi


Spesies Baru Burung Flycatcher Ditemukan di Sulawesi  
Burung Flycatcher Coklat Asia, memiliki kemiripan dengan flycatcher dari Sulawesi. (Maeklong/Thinkstcokphotos.com)
 
Jakarta, CB -- Satu spesies burung yang baru ditemukan di Sulawesi. Penemunya adalah sekelompok peneliti dari berbagai negara, termasuk Indonesia.

Spesies baru itu diberi nama Muscicapa sodhii. Ia termasuk burung flycatcher yang memiliki bintik-bintik abu-abu di tubuhnya.

Sebetulnya penemuan ini dirintis sejak 1997, ketika seekor Muscicapa sodhii terlihat di Sulawesi. Awalnya, burung itu dikategorikan ke dalam spesies Muscicapa griseisticta.

Tapi dengan serangkaian penelitian, para ilmuwan yakin burung itu adalah spesies baru. Hasil penelitian itu diterbitkan di sebuah jurnal bernama Plos One terbitan Senin (24/11) lalu.

“Mempertimbangkan bahwa 98 persen burung di dunia sudah dideskripsikan, menemukan sebuah spesies baru sangat jarang,” kata J. Berton C. Harris, dari Universitas Princeton, yang ikut menulis di jurnal itu.

Apa yang bikin Muscicapa sodhii berbeda dengan flycatcher lain? Peneliti menemukan perbedaannya di suaranya, bulu, tubuh, dan genetika.

Sayap dan ekornya pendek. Paruhnya bersudut tajam. Bulu di dada dan lehernya berbintik-bintik dan wajahnya lebih jelas.

Berdasarkan penelitian terhadap DNA salah satu sampel Muscicapa sodhii, didapati bahwa burung ini lebih dekat ke flycatcher coklat dari Thailand dengan nama spesies M. Dauurica siamensis.

Para ilmuwan itu juga berhasil merekam suara si flycathcer. Menurut mereka suaranya sama dengan spesies Asia lainnya. Burung itu mengeluarkan siulan, kicauan, dan getaran. Tapi dengan nada lebih tinggi, tidak memperdengarkan nada rendah seperti yang dikeluarkan spesies lain.

Identitas flycatcher baru ini terkonfirmasi setelah Harris dan peneliti lainnya berkunjung ke Sulawesi Tengah pada 2011 dan 2012. Saat berkemah di Baku Bakulu mereka menemukan burung itu, tak jauh dari tempat ia dilihat pertama kali pada 1997.

Credit CNNINDONESIA