Kamis, 27 November 2014

Lubang Cacing di Antariksa, Fiksi atau Nyata?


Lubang Cacing di Antariksa, Fiksi atau Nyata?  
Penggemar film sedang mengamati poster film Interstellar. (CNN Indonesia/Rizky Sekar Afrisia)
 
 
Jakarta, CB -- Jika Anda telah menonton film Interstellar maka Anda akan mengetahui tentang worm hole atau lubang cacing di ruang angkasa yang dapat menjadi sebuah lorong waktu. Pertanyaan besarnya: apakah teori tentang lubang cacing itu benar-benar terbukti?

Lubang cacing atau lebih dikenal sebagai jembatan Einstein-Rosen dalam dunia ilmiah, disebut sebagai sebuah jembatan yang menghubungkan dua partikel alam semesta.

Albert Einstein dan asistennya, Nathan Rosen, berusaha untuk menemukan cara yang dapat mengintegrasikan semua kekuatan alam menjadi sebuah model tunggal dan konsisten.

Untuk membuatnya, Einstein dan Rosen menggambarkan sepasang lembar geometris atau menyerupai dataran yang serupa tapi terpisah. Dua dataran ini terhubung oleh sebuah jembatan yang dianggap sebagai partikel alam semesta kita.

Penelitian ini kemudian dipublikasikan dalam sebuah jurnal ilmiah pada tahun 1935. Namun pada akhirnya teori ini ditolak ketika perilaku partikel yang diprediksi oleh Einstein-Rosen tidak sejalan dengan perilaku yang ada di dunia nyata.

Menurut Einstein-Rosen, lubang cacing merupakan hasil dari runtuhan dan sisa-sisa bintang besar padat yang terurai. Hal ini menyebabkan banyak peneliti yang menganggap bahwa pecahan bintang padat ini sangat mungkin menjadi sebuah jembatan. Tapi ada beberapa hal yang meragukan.

Hingga saat ini teori tentang lubang cacing dan hubungannya dengan relativitas waktu memang belum dapat dipecahkan oleh para fisikawan di dunia.

Bahkan banyak fisikawan menganggap bahwa lubang cacing ruang angkasa ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan teori pembentukan alam semesta atau Theory of Everything, yang dapat mengungkap bagaimana setiap partikel dunia terbentuk sejak awal.

Credit CNN Indonesia