Trump menghentikan operasional USAID untuk menekan Palestina.
CB,
WASHINGTON -- Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID)
telah mengumumkan akan menghentikan operasinya di Tepi Barat dan Jalur
Gaza pada 2019. Hal itu dilakukan saat Presiden AS Donald Trump berusaha
menekan Palestina agar bersedia merundingkan perdamaian dengan Israel.
Surat kabar Israel,
Haaretz, pada Ahad (25/11), melaporkan,
USAID telah mengumumkan kepada lebih dari separuh stafnya di wilayah
Palestina bahwa mereka diberhentikan. Sebab, USAID akan menghentikan
operasinya di sana tahun depan.
"Departemen Luar Negeri AS mempresentasikan USAID dengan daftar 60 persen dari staf agensi yang akan diberhentikan," kata
Haaretz dalam laporannya.
USAID
adalah lembaga kemanusiaan vital bagi masyarakat Palestina yang tinggal
di wilayah yang diduduki. Sejak 1994, USAID telah berkontribusi dalam
memberikan layanan kesehatan, pendidikan, termasuk pembangunan
infrastruktur bagi Gaza dan Tepi Barat.
USAID telah
menyediakan dana sebesar 5,5 miliar dolar AS untuk wilayah Palestina.
Dana tersebut digunakan untuk membangun dan mengoperasikan sekolah,
rumah sakit, serta penyelenggaraan pelatihan keterampilan atau keahilan
bagi guru, pekerja medis, serta dokter.
Selain itu, USAID
turut berkontribusi dalam pembangunan pabrik desalinasi air di Gaza.
Wilayah yang telah diblokade Israel selama lebih dari 11 tahun itu
diketahui mengalami berbagai krisis, salah satunya adalah minimnya
ketersediaan air bersih.
Trump, secara bertahap, telah
menarik semua bantuan dana AS untuk Palestina. AS bahkan telah
memutuskan menghentikan bantuannya bagi Badan PBB untuk Pengungsi
Palestina (UNRWA).
Keputusan tersebut seketika menyebabkan
UNRWA mengalami krisis pendanaan. Sebab bagaimana pun, AS merupakan
penyandang dana terbesar bagi lembaga itu, yakni dengan rata-rata
kontribusi 300 juta dolar AS per tahun.
Serangkaian
langkah itu dilakukan agar Palestina bersedia melanjutkan perundingan
perdamaian dengan Israel yang dimediasi AS. Sejak AS mengakui Yerusalem
sebagai ibu kota Israel, Palestina memutuskan mundur dari perundingan
damai. Palestina menilai AS tak lagi menjadi mediator netral karena
terbukti membela kepentingan politik Israel.