Ini merupakan pendanaan darurat pertama PBB untuk pemerintahan Maduro.
CB,
CARACAS -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (26/11)
mengumumkan pemberian bantuan senilai 9,2 juta dolar AS atau sekitar Rp
131 miliar untuk Venezuela.
Ini adalah pendanaan darurat pertama PBB untuk pemerintah Presiden
Nicolas Maduro. Maduro menyalahkan masalah ekonomi negara itu atas
sanksi keuangan Amerika Serikat (AS) dan perang ekonomi yang dipimpin
oleh musuh politik.
Dana Tanggap Darurat Pusat (CERF) PBB
akan mendukung proyek-proyek pemberian nutrisi kepada anak-anak di bawah
usia lima tahun, ibu hamil dan ibu menyusui yang berisiko. Ini juga
akan memberikan perawatan kesehatan darurat bagi mereka yang rentan.
"Alokasi
CERF dibuat untuk memastikan respon cepat terhadap keadaan darurat
atau untuk kondisi yang memburuk dalam keadaan darurat yang ada,"
menurut situs
web CERF.
Seorang pejabat PBB mengatakan kepada
Reuters
bahwa CERF mendanai proyek-proyek di negara-negara yang sedang
berperang atau mengalami krisis lain seperti bencana alam. Ia
menambahkan lembaga-lembaga PBB lainnya mungkin juga telah menyediakan
dana untuk Venezuela melalui program-program terpisah.
Kementerian
Informasi Venezuela tidak segera menanggapi permintaan untuk komentar.
Sampai sekarang, bantuan untuk krisis Venezuela telah difokuskan pada
negara-negara Amerika Selatan.
Negara-negara itu telah menerima warga Venezuela yang melakukan eksodus massal sejak 2015. Situs
web CERF menunjukkan telah menyediakan 6,2 juta dolar AS untuk "Pengungsi Regional Venezuela dan Krisis Migrasi . "
Banyak
negara berhati-hati dalam memberikan bantuan langsung ke Venezuela.
Para pejabat khawatir menghadapi sanksi dari AS dan Eropa atas tuduhan
melakukan kesalahan termasuk korupsi, pelanggaran hak asasi manusia dan
perdagangan narkoba.
"Saya merayakan mereka akhirnya
menerima bantuan. Tetapi ini adalah pemerintahan yang sangat korup, dan
(dana) bisa berakhir di rekening bank pejabat publik," kata legislator
oposisi yang diasingkan Jose Manuel Olivares, seorang dokter dan aktivis
pada masalah kesehatan.