Presiden Afghanistan Ashraf Ghani telah menolak undangan Rusia.
CB,
PESHAWAR -- Salah seorang anggota senior Taliban mengatakan mereka akan
menghadiri pertemuan damai di Rusia. Pernyataan ini muncul setelah
Amerika Serikat (AS) dan pemerintah Afghanistan menyatakan tidak akan
menghadiri pertemuan tersebut.
"Mayoritas pemimpin tertinggi kami menunjukan niatan untuk
berpartisipasi dalam pembicaraan damai di Moskow meski ada beberapa di
antara mereka keberatan dan mengatakan pembicaraan itu tidak akan
memberikan manfaat di Afghanistan," kata salah satu anggota Taliban,
Senin (5/11).
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid
mengatakan secara resmi mereka tidak menyetujui untuk ambil bagian dalam
pertemuan itu. Rusia mengundang 12 negara dan Taliban. Tapi AS dan
pemerintah Afghanistan yang mereka dukung menolak undangan tersebut.
Perwakilan
dari Iran, Cina, Pakistan, Tajikistan, Uzbekistan, dan Turkmenistan
menyatakan akan menghadiri undangan itu. Pertemuan yang digelar Moskow
itu akan meningkatkan peran Rusia di Afghanistan setelah berpuluh-puluh
tahun yang lalu mencoba menguasai negara tersebut.
Mereka
berencana membawa investasi, menjalankan diplomasi dan melakukan
pendekatan kultural dengan bantuan sedikit pasukan yang akan mendukung
pemerintahan pusat. Presiden Afghanistan Ashraf Ghani telah menolak
undangan tersebut.
Menurut Ghani, setiap pembicaraan
dengan Taliban harus dipimpin oleh pemerintahan Afghanistan. Lima
delegasi Taliban yang dipimpin Sher Mohammad Abbas Stanakzai, kepala
dewan politik Taliban di Qatar akan menghadiri undangan Rusia itu.
Walaupun
pemerintah Afghanistan tidak akan menghadiri pembicaraan di Moskow,
tapi anggota High Peace Council (HPC), organisasi perdamaian di
Afghanistan berencana untuk menggelar pertemuan dengan Taliban.
Pemerintah AS menyatakan mereka yakin semua negara harus mendukung
dialog langsung antara pemerintah Afghanistan dan Taliban.
Hubungan
diplomatik antara AS dengan Taliban semakin membaik, terutama setelah
utusan khusus pemerintah AS untuk perdamaian Afghanistan Zalmay
Khalilzad bertemu dengan pemimpin Taliban pada bulan lalu. "Kami sudah
menjelaskan tidak ada pemerintahan, termasuk Rusia, yang bisa
menggantikan pemerintahan Afghanistan untuk melakukan negosiasi langsung
dengan Taliban," kata pernyataan AS.