AS dituding menghindari mencari solusi perbaikan hubungan dengan Rusia.
CB,
MOSKOW – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan situasi
domestik Amerika Serikat (AS) menjadi hambatan utama dalam perbaikan
hubungan negaranya dengan Washington. Kendati demikian, ia menyadari
Presiden AS Donald Trump memiliki keinginan untuk memulihkan hubungan
bilateral Rusia-AS.
“Donald Trump telah berulang kali mengatakan dalam komentar publik
dan dalam kontak bilateral bahwa dia ingin menormalkan hubungan AS dan
Rusia. Saya pikir dia benar-benar ingin mengubah suasana untuk dialog
menjadi lebih baik, menemukan kesamaan pada isu-isu yang berbeda, dan
ini bukan karena dia memiliki perasaan khusus untuk negara kita
(Rusia),” kata Lavrov dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Spanyol
El Pais, dikutip laman kantor berita Rusia
TASS, Senin (6/11).
Namun
menurut Lavrov, perkembangan situasi domestik di Negeri Paman Sam telah
menghambat keinginan Trump. “ ‘Kartu Rusia’ secara aktif digunakan
dalam bentrokan politik di Washington, sikap Russophobic secara
artifisial mengipasi. Kami berharap elite AS akan menyelesaikannya di
antara mereka sendiri pada titik tertentu dan perselisihan mereka akan
menghentikan meracuni hubungan Rusia-AS,” katanya.
Ia
menilai, perselisihan politik di internal AS juga telah mengancam
perjanjian vital yang telah dicapai kedua negara. Misalnya, perjanjian
Intermediate-range Nuclear Forces (INF) yang melarang kedua negara
memiliki dan memproduksi rudal nuklir dengan daya jangkau 500-5.500
kilometer. “Sayangnya, bahkan perjanjian perlucutan senhata antar negara
kita, yang penting untuk menjaga stabilitas global, menjadi sandera
bagi mereka (masalah domestik AS),” ujar Lavrov.
Lavrov
berpendapat, negaranya selalu terbuka untuk menyelesaikan masalah dalam
hubungan bilateral dengan AS. “Kami telah lama menawarkan untuk mulai
bekerja menghilangkan beberapa iritasi dalam hubungan bilateral, apakah
itu adalah situasi yang tidak dapat diterima dengan penangkapan warga
kami atas permintaan AS di negara-negara ketiga atau posisi anak-anak
Rusia yang diadopsi AS. Banyak masalah seperti itu dapat diselesaikan
jika ada kemauan baik di kedua belah pihak,” ucapnya.
“Namun
Washington terus menerus menghindari mencari solusi, mengutip suasana
tidak baik dalam hubungan, situasi di Ukraina, di Suriah,” kata Lavrov
menambahkan.
Hubungan AS dan Rusia kerap mengalami pasang
surut. Selama beberapa tahun terakhir, hubungan kedua negara tak
terjalin harmonis. Hal itu disebabkan beberapa isu, seperti konflik di
Ukraina, Suriah, dan dugaan kertelibatan Rusia dalam aksi penyerangan
agen ganda Rusia Sergei Skripal di Salisbury, Inggris. Situasi kian
diperkeruh karena Rusia juga dituduh mengintervensi pemilu presiden AS
pada 2016.
Saat ini AS dan Rusia pun sedang berupaya
mencari jalan keluar dari permasalahan INF. Trump diketahui telah
mengumumkan rencananya menarik AS dari perjanjian tersebut. Hal itu
dilakukan karena Washington menuding Moskow telah melanggar poin-poin
dalam kesepakatan INF.
Kendati demikian, Rusia masih
berusaha membatalkan rencana AS. Hal itu dilakukan dengan membuka diri
untuk dialog. Sebab Moskow menilai INF adalah kesepakatan penting yang
telah menjaga keamanan dan stabilitas, terutama di Eropa.