Jubir Kemlu AS, Heather Nauert, mengatakan
bahwa pihaknya tengah mempersiapkan sanksi baru atas Rusia terkait upaya
pembunuhan mantan agen Sergei Skripal. (Alex Wroblewski/Getty
Images/AFP)
"Kami akan memproses semuanya sesuai dengan Undang-Undang (Senjata Kimia ada Biologis), yang mengatur implementasi sanksi tambahan," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Heather Nauert, sebagaimana dikutip AFP, Selasa (6/11).
Nauert mengatakan bahwa kini Kemlu sedang berdiskusi dengan Kongres untuk menentukan langkah spesifik selanjutnya.
Pertimbangan ini muncul setelah penyelidik Inggris menyatakan bahwa sejumlah pejabat Rusia mencoba membunuh Skripal dan putrinya, Yulia Skripal, menggunakan racun kimia Novichok.
Keduanya ditemukan tak sadarkan diri di dekat pusat perbelanjaan di Salisbury pada 4 Maret lalu.
Berdasarkan hukum AS, Kemlu dapat menajatuhkan sanksi tambahan setidaknya tiga bulan setelah sanksi pertama.
Sanksi tambahan ini dapat dibatalkan jika negara terkait sudah membuktikan bahwa mereka tidak menggunakan senjata kimia atau biologis, salah satunya dengan mengundang penyelidik internasional.
Namun selama ini, Rusia terus membantah pemerintahan mereka terkait dengan upaya pembunuhan ini.
Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev, pun memperingatkan pada Agustus lalu bahwa penjatuhan sanksi tambahan akan memicu "deklarasi perang ekonomi."
Sementara itu, di AS, pembuat kebijakan dari segala kubu, termasuk Partai Republik, mendesak kabinet Presiden Donald trump untuk menunjukkan sikap keras kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin.
"Keraguan hanya akan memicu agresi Rusia lebih jauh. Tak ada yang perlu terkejut melihat Vladimir Putin menolak berjanji akan menghindari penggunaan senjata kimia," tutur seorang anggota dewan dari Partai Republik, Ed Royce.
Pada Agustus, AS sudah menjatuhkan sanksi berupa pelarangan ekspor senjata dan produk keamanan nasional lainnya ke Rusia. Selain itu, jaminan kredit pemerintah AS untuk Rusia juga dibekukan.
Sanksi tersebut membuat nilai saham Rusia anjlok dan nilai tukar ruble terhadap dolar terperosok hingga ke tingkat paling rendah dalam dua tahun belakangan.
Secara keseluruhan, AS juga sudah menjatuhkan sanksi lain atas Rusia karena pencaplokan Krimea pada 2014 lalu.
Credit cnnindonesia.com