TEHERAN
- Presiden Iran Hassan Rouhani menyebut Israel sebagai "tumor kanker"
yang didirikan oleh Barat untuk memajukan kepentingan mereka di Timur
Tengah. Hal itu diungkapkannya saat berpidato dalam Konferensi Persatuan
Islam tahunan
"Salah satu hasil yang tidak menyenangkan dari Perang Dunia II adalah terbentuknya tumor kanker di wilayah (Timur Tengah)," kata Rouhani seperti dikutip dari ABC News, Minggu (25/11/2018).
Dia melanjutkan dengan menyebut Israel sebagai "rezim palsu" yang didirikan oleh negara-negara Barat.
Lebih jauh Rouhani mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) memupuk hubungan erat dengan negara-negara Muslim regional untuk melindungi Israel, sebuah referensi nyata terhadap saingan regional Iran, Arab Saudi, dan sekutu kerajaan Arab lainnya. Dia mengatakan tunduk pada tekanan Amerika adalah "pengkhianatan."
Ia menambahkan, bagaimanapun, Iran siap untuk membela Arab Saudi dari terorisme dan kekuatan super.
"Kami menganggap Anda sebagai saudara," katanya. "Kami menganggap orang-orang Mekkah dan Medinah saudara-saudara kami," tambahnya, mengacu pada dua kota suci Islam di Arab Saudi.
"Salah satu hasil yang tidak menyenangkan dari Perang Dunia II adalah terbentuknya tumor kanker di wilayah (Timur Tengah)," kata Rouhani seperti dikutip dari ABC News, Minggu (25/11/2018).
Dia melanjutkan dengan menyebut Israel sebagai "rezim palsu" yang didirikan oleh negara-negara Barat.
Lebih jauh Rouhani mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) memupuk hubungan erat dengan negara-negara Muslim regional untuk melindungi Israel, sebuah referensi nyata terhadap saingan regional Iran, Arab Saudi, dan sekutu kerajaan Arab lainnya. Dia mengatakan tunduk pada tekanan Amerika adalah "pengkhianatan."
Ia menambahkan, bagaimanapun, Iran siap untuk membela Arab Saudi dari terorisme dan kekuatan super.
"Kami menganggap Anda sebagai saudara," katanya. "Kami menganggap orang-orang Mekkah dan Medinah saudara-saudara kami," tambahnya, mengacu pada dua kota suci Islam di Arab Saudi.
Arab
Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran hampir tiga tahun lalu
setelah para pengunjuk rasa Iran menyerbu pos diplomatiknya sebagai
tanggapan atas eksekusi kerajaan terhadap seorang ulama Syiah terkemuka.
Kedua negara juga mendukung pihak yang berseberangan dalam perang di
Suriah dan Yaman.
Credit sindonews.com