Presiden Donald Trump berencana menarik diri dari perjanjian senjata nuklir.
CB,
PARIS – Presiden Prancis Emmanuel Macron mengomentari tentang rencana
Amerika Serikat mundur dari perjanjian Intermediate-range Nuclear Forces
(INF). Menurutnya, hal itu menimbulkan ancaman bagi keamanan Eropa.
“Ketika saya melihat Presiden AS Donald Trump mengatakan beberapa
pekan lalu bahwa Washington akan menarik diri dari perjanjian perlucutan
senjata yang sangat penting, yang, biarkan saya mengingatkan Anda,
ditandatangani setelah krisis rudal yang mendalam di Eropa pada
pertengahan 1980-an, jelas bagi saya bahwa Eropa dan keamanannya menjadi
korban utama dalam kasus ini,” kata Macron pada Selasa (6/11), dikutip
laman kantor berita Rusia
TASS.
Macron mengatakan
dia tidak melihat situasi saat ini secara berpihak. “Kita berada di
Eropa, yang telah hidup dalam kondisi perdamaian yang belum pernah
terjadi sebelumnya selama tujuh dekade sekarang, tapi yang terbagi
menjadi beberapa bagian sebagai akibat dari pertumbuhan nasionalisme,”
ujarnya.
“Kita hidup di dunia di mana tren berbahaya muncul
kembali karena kekuatan senjata utama. Itulah mengapa kita membutuhkan
Eropa yang lebih kuat,” kata Macron menambahkan.
INF
ditandatantani mantan presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev dan mantan
presiden AS Ronald Reagan pada 1987. INF melarang kedua belah pihak
memiliki dan memproduksi rudal nuklir dengan daya jangkau 500-5.500
kilometer. Perjanjian INF telah berkontribusi memusnahkan 2.700 rudal
balistik dan jelajah pada 1991.
Namun Trump telah
mengumumkan rencananya menarik AS dari INF. Ia menuding Rusia telah
melanggar perjanjian tersebut. Tudingan semacam itu kerap dilayangkan AS
sejak 2014. Namun, Moskow selalu membantah.
Setelah
mengumumkan rencana menarik AS dari INF, Trump menyatakan negaranya siap
membangun dan mengembangkan senjata nuklirnya. Hal itu segera memicu
kekhawatiran, terutama Uni Eropa.
Uni Eropa menilai INF
telah menjadi salah satu pilar keamanan di wilayahnya. Bila AS hengkang,
dapat dipastikan akan terjadi perlombaan senjata baru seperti era
Perang Dingin.
"Rusia dan AS perlu terlibat dalam dialog
konstruktif untuk mempertahankan perjanjian INF. Dunia tidak membutuhkan
perlombaan senjata baru," ujar juru bicara Uni Eropa Maja Kocijancic.
Mikhail
Gorbachev sebagai tokoh dan pelaku yang menandatangani perjanjian INF
turut mengkritisi rencana Trump menarik AS dari INF. Menurutnya, rencana
Trump berpotensi memicu terjadinya perlombaan senjata baru.
Gorbachev
berpendapat, INF bukanlah korban pertama dari urusan militerisasi
dunia, terutama AS. Pada 2002, AS telah menarik diri dari Antibalistic
Missile Treaty. Kemudian tahun ini, Washington pun hengkang dari
kesepakatan nuklir Iran. Belanja militer Negeri Paman Sam pun terus
meningkat.
Menurut Gorbachev, dengan kemauan politik yang
cukup, setiap masalah kepatuhan dengan perjanjian yang ada dapat
diselesaikan. "Tapi seperti yang kita lihat selama dua tahun terakhir,
presiden AS memiliki tujuan yang sangat berbeda dalam benak. Ini adalah
untuk melepaskan AS dari kewajiban apa pun, batasan apa pun, dan bukan
hanya tentang rudal nuklir," katanya.
"AS pada dasarnya
mengambil inisiatif untuk menghancurkan seluruh sistem perjanjian
internasional dan perjanjian yang berfungsi sebagai fondasi dasar untuk
perdamaian dan keamanan setelah Perang Dunia II," ujar Gorbachev
menambahkan.