TEH
- Presiden Iran Hassan Rouhani pada hari Sabtu (24/11/2018) meminta
umat Islam di seluruh dunia untuk bersatu melawan Amerika Serikat (AS).
Dengan menyindir Washington, dia menyatakan komunitas Muslim sudah
semestinya tidak menggelar karpet merah untuk penjahat.
Washington pada bulan Mei memberlakukan kembali sanksi terhadap Teheran, setelah Presiden Donald Trump menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir internasional 2015 antara Iran dan enam kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China).
Dalam kesepakatan internasional yang bernama resmi Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) 2015 itu, Iran setuju mengekang program nuklirnya dengan imbalan sanksi atau embargo ekonomi terhadap Teheran dicabut.
"Tundak pada Barat yang dipimpin oleh Amerika akan menjadi pengkhianatan terhadap agama kita...dan terhadap generasi masa depan di wilayah ini," kata Rouhani dalam konferensi internasional tentang persatuan Islam di Teheran, yang dikutip Reuters.
"Kita punya pilihan untuk menggelar karpet merah untuk para penjahat, atau untuk melawan ketidakadilan dan tetap setia kepada Nabi, Alquran dan agama Islam kita," ujar Rouhani.
Komentar pemimpin negeri para Mullah itu secara tidak langsung menyindir Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya yang menjadi sekutu dekat Amerika Serikat.
Iran dan Arab Saudi adalah rival regional dan telah mendukung pihak yang berseberangan dalam konflik di Suriah dan Yaman. Kedua negara itu juga memberi dukungan kepada faksi politik yang berbeda di Irak dan Lebanon.
Washington pada bulan Mei memberlakukan kembali sanksi terhadap Teheran, setelah Presiden Donald Trump menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir internasional 2015 antara Iran dan enam kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China).
Dalam kesepakatan internasional yang bernama resmi Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) 2015 itu, Iran setuju mengekang program nuklirnya dengan imbalan sanksi atau embargo ekonomi terhadap Teheran dicabut.
"Tundak pada Barat yang dipimpin oleh Amerika akan menjadi pengkhianatan terhadap agama kita...dan terhadap generasi masa depan di wilayah ini," kata Rouhani dalam konferensi internasional tentang persatuan Islam di Teheran, yang dikutip Reuters.
"Kita punya pilihan untuk menggelar karpet merah untuk para penjahat, atau untuk melawan ketidakadilan dan tetap setia kepada Nabi, Alquran dan agama Islam kita," ujar Rouhani.
Komentar pemimpin negeri para Mullah itu secara tidak langsung menyindir Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya yang menjadi sekutu dekat Amerika Serikat.
Iran dan Arab Saudi adalah rival regional dan telah mendukung pihak yang berseberangan dalam konflik di Suriah dan Yaman. Kedua negara itu juga memberi dukungan kepada faksi politik yang berbeda di Irak dan Lebanon.
"Kami
siap untuk membela kepentingan rakyat Saudi terhadap terorisme, agresi
dan negara adidaya dan kami tidak meminta USD450 miliar untuk
melakukannya," kata Rouhani, menyindir kontrak pembelian peralatan
militer antara Arab Saudi dengan Amerika Serikat.
Credit sindonews.com