Ketegangan telah meningkat antara Washington dan Teheran sejak Mei 2018.
CB,
TEHERAN -- Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan
Timur Tengah kini sedang menjadi target Amerika Serikat (AS). Dalam
sebuah konferensi Islam internasional di Teheran, Khamenei menjelaskan
bahwa AS sebenarnya merasa takut akan kebangkitan Islam di wilayah ini.
"Kekuatan dunia yang dipimpin oleh Amerika menunjukkan minat terhadap
Timur Tengah karena kebangkitan Islam di wilayah ini. Mereka takut akan
kebangkitan negara-negara Islam karena di mana pun Islam telah menyebar
ke hati orang-orang," kata Khamenei, di depan para pejabat Iran dan
tokoh-tokoh Muslim asing, Ahad (25/11).
Ketegangan telah
meningkat antara Washington dan Teheran sejak Mei lalu. Saat itu
Presiden AS Donald Trump memberlakukan kembali sanksi setelah
mengundurkan diri dari kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan enam
kekuatan besar.
Selain berbicara tentang AS, Iran juga
menyindir rival regionalnya, yaitu Arab Saudi yang selama ini bersekutu
dengan AS. Iran dan Arab Saudi telah mendukung pihak yang berseberangan
dalam konflik di Suriah dan Yaman, serta terhadap faksi politik yang
berbeda di Irak dan Lebanon.
"Mengapa negara Islam berpihak
(ke Amerika) dalam aksi kejahatan mereka terhadap Palestina dan
orang-orang Yaman? Mereka yakin ... bahwa mereka akan bisa dikalahkan,"
ungkap Khamenei.
Sehari sebelumnya, pada Sabtu (24/11),
Presiden Iran Hassan Rouhani menuduh AS telah memupuk hubungan dekat
dengan negara-negara Muslim di Timur Tengah untuk melindungi Israel.
"Kami memiliki pilihan untuk menggelar karpet merah untuk para penjahat,
atau untuk melawan ketidakadilan dan tetap setia kepada Nabi kami,
Alquran kami, dan Islam kami," kata Rouhani.
Ia bahkan
menyebut Israel sebagai rezim palsu yang didirikan oleh negara-negara
Barat. Menurutnya, Israel ibarat 'tumor kanker' yang ada di Timur Tengah
yang memajukan agenda Barat.
Rouhani sering mengutuk
Israel dan memprediksi kehancurannya, tetapi ia jarang menggunakan
retorika semacam itu. "Salah satu hasil yang tidak menyenangkan dari
Perang Dunia II adalah pembentukan 'tumor kanker' di wilayah ini," ujar
Rouhani.
Ia menegaskan, Iran akan terus mendukung
kelompok-kelompok seperti Hizbullah dan Hamas yang berjanji untuk
melawan pendudukan Israel di wilayah Palestina. Iran telah
memperingatkan akan menyerang sasaran AS dan Israel, setelah penasihat
keamanan Presiden AS Donald Trump mengatakan AS akan memberikan tekanan
maksimum pada Teheran melalui sanksi ekonomi.