Ilustrasi konflik Yaman. (Reuters/Anees Manousr)
"Koalisi memerintahkan pasukan di lapangan untuk menghentikan serangan di Hudaidah," ujar seorang sumber militer kepada Reuters, Kamis (15/11).
Seorang sumber militer lainnya juga mengonfirmasi kepada Reuters bahwa koalisi memang mengeluarkan perintah penghentian serangan tersebut.
Hingga saat ini, juru bicara koalisi Saudi di Yaman belum menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Sementara itu, satu sumber lainnya mengatakan bahwa koalisi memutuskan untuk menghentikan serangan sebagai respons atas permintaan gencatan senjata dari komunitas internasional.
Sejumlah pihak meminta Saudi menghentikan serangannya agar Houthi mau ikut serta dalam perundingan damai.
Utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan Yaman, Martin Griffiths, memang terus berupaya mengadakan perundingan damai dengan berbagai pihak yang bertikai di negara itu.
Pada September lalu, PBB sudah mengadakan perundingan terkait perdamaian di Yaman, tapi Houthi tak datang.
Masa depan Yaman pun kian tak menentu, bahkan dianggap semakin parah karena koalisi Saudi terus menggempur pemberontak Houthi.
Koalisi tersebut mulai melakukan serangan ke Yaman pada 2015 lalu, setelah Houthi merebut istana kepresidenan di Sanaa hingga Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi terpaksa kabur.
Houthi sendiri disebut-sebut mendapatkan dukungan langsung dari Iran, meski Teheran terus membantah tudingan tersebut.
Konflik ini pun dianggap sebagai perang proksi antara Saudi dan Iran yang sudah menelan korban 100 ribu jiwa.
Credit cnnindonesia.com