CB, Jakarta - Pejabat
Amerika Serikat di Gedung Putih sedang mempertimbangkan untuk
mengekstradisi Fethullah Gulen ke Turki agar Erdogan melonggarkan
tekanan kepada Arab Saudi atas pembunuhan Jamal Khashoggi.
NBC News melaporkan, seperti dikutip pada 16 November 2018, dua sumber pejabat Senior AS dan dua sumber lain yang mengetahui informasi ini, mengatakan para pejabat pemerintahan Trump bulan lalu meminta lembaga penegak hukum federal untuk memeriksa cara-cara legal guna mengekstradisi ulama Turki yang melarikan diri ke AS itu, sebagai upaya membujuk Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan agar mengurangi tekanan pada pemerintah Arab Saudi.
Upaya itu mengarah kepada Departemen Kehakiman dan FBI bahwa para pejabat membuka kembali kasus permohonan Turki untuk ekstradisi Gulen, serta permintaan ke Departemen Keamanan Dalam Negeri untuk informasi tentang status hukumnya, kata empat orang tersebut.
Golden Generation Worship and Retreat Center, di pedesaan Saylorsburg, Pennsylvania, AS, pada 9 Juli 2013. Ini adalah properti milik Fethullah Gulen, seorang ulama dan politikus Turki, yang tinggal di AS 10 tahun lebih.[REUTERS]
Mereka mengatakan Gedung Putih secara khusus menginginkan rincian tentang status residensi Gulen di AS. Gulen sendiri memiliki Green Card, menurut dua orang yang akrab dengan masalah ini. Dia telah tinggal di Pennsylvania sejak akhir 1990-an.
Seorang juru bicara untuk Dewan Keamanan Nasional awalnya menolak untuk mengomentari laporan ini tetapi setelah dipublikasikan, mengatakan dalam sebuah pernyataan "NSC (Dewan Keamanan Nasional AS) tidak terlibat dalam atau tidak mengetahui adanya diskusi terkait ekstradisi Fethullah Gulen sampai kematian Jamal Khashoggi."
Departemen Luar Negeri, Departemen Kehakiman dan Departemen Keamanan Dalam Negeri tidak menanggapi permintaan untuk komentar.
Seorang pengacara yang mewakili Gulen menolak berkomentar. FBI juga menolak berkomentar.
Pendemo memegang poster dengan gambar wartawan Saudi, Jamal Khashoggi di luar konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, 25 Oktober 2018. REUTERS
Seorang pejabat Turki mengatakan pemerintah Turki tidak mengatakan tidak ada keterkaitan antara pembunuhan Jamal Khashoggi dan ekstradisi Gulen.
"Kami jelas tidak melihat ada hubungan antara keduanya," kata pejabat itu."Kami ingin melihat putusan Amerika Serikat dalam hal ekstradisi Gulen. Dan kami akan melanjutkan penyelidikan kami atas kasus Jamal Khashoggi."
Erdogan bertahun-tahun telah menuntut AS memulangkan Gulen ke Turki. Erdogan menuduh Gulen adalah seorang teroris yang berada di belakang kudeta yang gagal terhadap pemerintah Erdogan pada 2016. Setelah upaya kudeta, Turki membuat permintaan resmi kepada AS untuk ekstradisi Gulen.
Upaya rahasia untuk menyelesaikan ketegangan dalam hubungan AS-Turki dalam kasus Fethullah Gulen yang mengasingkan diri ke Amerika Serikat, mengisyaratkan bagaimana Presiden Donald Trump mencoba untuk meredam ketegangan hubungan dua sekutunya, Arab Saudi dan Turki, setelah pembunuhan Jamal Khashoggi pada 2 Oktober di konsulat kerajaan Saudi di Istanbul.
NBC News melaporkan, seperti dikutip pada 16 November 2018, dua sumber pejabat Senior AS dan dua sumber lain yang mengetahui informasi ini, mengatakan para pejabat pemerintahan Trump bulan lalu meminta lembaga penegak hukum federal untuk memeriksa cara-cara legal guna mengekstradisi ulama Turki yang melarikan diri ke AS itu, sebagai upaya membujuk Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan agar mengurangi tekanan pada pemerintah Arab Saudi.
Upaya itu mengarah kepada Departemen Kehakiman dan FBI bahwa para pejabat membuka kembali kasus permohonan Turki untuk ekstradisi Gulen, serta permintaan ke Departemen Keamanan Dalam Negeri untuk informasi tentang status hukumnya, kata empat orang tersebut.
Golden Generation Worship and Retreat Center, di pedesaan Saylorsburg, Pennsylvania, AS, pada 9 Juli 2013. Ini adalah properti milik Fethullah Gulen, seorang ulama dan politikus Turki, yang tinggal di AS 10 tahun lebih.[REUTERS]
Mereka mengatakan Gedung Putih secara khusus menginginkan rincian tentang status residensi Gulen di AS. Gulen sendiri memiliki Green Card, menurut dua orang yang akrab dengan masalah ini. Dia telah tinggal di Pennsylvania sejak akhir 1990-an.
Seorang juru bicara untuk Dewan Keamanan Nasional awalnya menolak untuk mengomentari laporan ini tetapi setelah dipublikasikan, mengatakan dalam sebuah pernyataan "NSC (Dewan Keamanan Nasional AS) tidak terlibat dalam atau tidak mengetahui adanya diskusi terkait ekstradisi Fethullah Gulen sampai kematian Jamal Khashoggi."
Departemen Luar Negeri, Departemen Kehakiman dan Departemen Keamanan Dalam Negeri tidak menanggapi permintaan untuk komentar.
Seorang pengacara yang mewakili Gulen menolak berkomentar. FBI juga menolak berkomentar.
Pendemo memegang poster dengan gambar wartawan Saudi, Jamal Khashoggi di luar konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, 25 Oktober 2018. REUTERS
Seorang pejabat Turki mengatakan pemerintah Turki tidak mengatakan tidak ada keterkaitan antara pembunuhan Jamal Khashoggi dan ekstradisi Gulen.
"Kami jelas tidak melihat ada hubungan antara keduanya," kata pejabat itu."Kami ingin melihat putusan Amerika Serikat dalam hal ekstradisi Gulen. Dan kami akan melanjutkan penyelidikan kami atas kasus Jamal Khashoggi."
Erdogan bertahun-tahun telah menuntut AS memulangkan Gulen ke Turki. Erdogan menuduh Gulen adalah seorang teroris yang berada di belakang kudeta yang gagal terhadap pemerintah Erdogan pada 2016. Setelah upaya kudeta, Turki membuat permintaan resmi kepada AS untuk ekstradisi Gulen.
Upaya rahasia untuk menyelesaikan ketegangan dalam hubungan AS-Turki dalam kasus Fethullah Gulen yang mengasingkan diri ke Amerika Serikat, mengisyaratkan bagaimana Presiden Donald Trump mencoba untuk meredam ketegangan hubungan dua sekutunya, Arab Saudi dan Turki, setelah pembunuhan Jamal Khashoggi pada 2 Oktober di konsulat kerajaan Saudi di Istanbul.
Credit tempo.co