Pertemuan tersebut berlangsung di Istana Al Salam.
CB,
JEDDAH -- Raja Salman Bin Abdulaziz bertemu dengan Sektaris Jendral
(Sekjen) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Antonio Gutteres. Dilansir
dari
Gulf Today, Senin (17/9), pertemuan tersebut kabarnya membahas tentang perdamaian dunia dan stabilitas di Timur Tengah.
Pertemuan tersebut berlangsung di Istana Al Salam. Tapi belum
diketahui secara pasti apa yang didiskusikan dalam pertemuan ini.
Sebelumnya, keduanya berencana membahas persoalan regional dan
internasional.
Pada Jumat (14/9) lalu,
Arab News
melaporkan Raja Salman dan Guterres akan menandatangani perjanjian damai
antara Ethiopia dan Eritrea di Jeddah. Dua negera yang telah berperang
selama 20 tahun itu mengumumkan perjanjian damai dua bulan yang lalu.
Kedua
negara tersebut sudah berperang sejak Mei 1998 ketika serangkaian
insiden bersenjata mengakibatkan beberapa pejabat Eritrea tewas di
Badme, pada tanggal 6 Mei 1998. Kekuatan militer Eritrea mulai memasuki
wilayah Badme sepanjang perbatasan kedua negara di utara Trigay Region.
Sejak
saat itu Ethiopia dan Eritrea berperang untuk menjaga perbatasan
wilayah masing-masing. Ethiopia dan Eritrea kabarnya menghadiri
perjanjian damai di Arab Saudi.
Sebagai tuan rumah
Raja Salman mengundang Sekjen PBB Antonio Guterres dan Ketua Komisi
Persatuan Afrika Moussa Faki Mahamat. Pemimpin Ethiopia dan Eritrea
membuka kembali dua perbatasan masing-masing negara setelah 20 tahun.
Dibukanya pintu perbatasannya menjadi penanda kedua negara siap bekerja
sama dalam bidang perdagangan.
Perdana Menteri
Ethiopia Abiy Ahmed dan Presiden Eritrea Isaias Afwerki menandatangani
perjanjian damai pada bulan lalu untuk mengakhiri konflik berdarah.
Eritrea meraih kemerdekaan dari Ethiopia pada awal tahun 1990-an. Tapi
keduanya terus berperang sejak saat itu. Pada tahun 2002 untuk
menyelesaikan konflik tersebut PBB menyarankan perbatasan demarkasi tapi
Ethiopia menolaknya.