Rusia mengatakan telah menghancurkan semua persenjataan kimia.
CB,
MOSKOW -- Ilmuwan era Soviet tampaknya akan bertentangan dengan klaim
Rusia negaranya tidak pernah membuat agen saraf Novichok. Dua ilmuwan
tersebut secara independen menyatakan mereka terlibat dalam pembuatan
racun di laboratorium senjata kimia pada era Soviet.
Moskow membantah terlibat dalam keracunan mantan intelijen Rusia
Sergei Skripal dan putrinya Yulia di Salisbury. Mereka ditemukan tidak
sadarkan diri di bangku taman pada 4 Maret di kota Wiltshire, Inggris.
Pemerintahan
Vladimir Putin telah berulang kali membantah terlibat dalam kasus
tersebut. Putin mengatakan baik Rusia maupun Uni Soviet sama sekali
tidak mengembangkan Novichok.
"Rusia tidak memiliki agen
seperti itu. Kami telah menghancurkan semua persenjataan kimia kami di
bawah kendali pengamat internasional," kata Putin pada konferensi pers
setelah terpilih kembali sebagai Presiden pada Ahad malam (18/3).
Demikian
pula dengan duta besar Rusia untuk Belanda sekaligus perwakilan Rusia
di Organisasi Larangan Senjata Kimia (OPCW), Alexander Shulgin yang
mengatakan hal serupa."Tidak pernah ada program di bawah nama kelompok
'Novichok' di Federasi Rusia. Pada 1992, Rusia menghentikan semua
kegiatan di bidang kimia militer," katanya pekan lalu.
Namun
Menteri Luar Negeri Boris Johnson menuduh Rusia membangun tumpukan
jerami kebohongan untuk menutupi keterlibatannya dalam keracunan
tersebut.Pada Selasa, Kantor Luar Negeri Inggris mengatakan, "Alih-alih
memberikan penjelasan untuk insiden Salisbury, Rusia telah meluncurkan
kampanye disinformasi."
Salah satu kantor berita independen Rusia
The Bell
telah melacak seorang ilmuwan bernama Vladimir Uglev. Dia bekerja pada
program yang dimulai pada 1970 untuk menciptakan racun yang akan
menyaingi agen saraf VX milik militer Amerika Serikat (AS).
Seperti dilaporkan
Independent,
Rabu (21/3), Uglev mengatakan Novichok, yang berarti "pemula", adalah
nama yang digunakan untuk beberapa zat yang dikembangkan di laboratorium
di wilayah Saratov di Rusia, yang terletak 600 kilometer di barat daya
Moskow.
Selain itu, kantor berita yang dikelola negara
RIA Novosti
telah berbicara dengan ilmuwan di era Perang Dingin yaitu Profesor
Leonid Rink. Dia mengaku telah bekerja untuk membuat agen syaraf dan
menamainya seperti lokasi laboratorium di mana itu dibuat.
Kemudian
ketika ditanya apakah dia adalah salah satu pencipta Novichok, dia
berkata: "Ya. Itu adalah dasar untuk disertasi doktor saya. Sekelompok
besar spesialis di Shikhany dan di Moskow menggarap Novichok - mengenai
teknologi, toksikologi dan biokimia. Pada akhirnya kami mencapai hasil
yang sangat bagus."
Akan tetapi dia mengatakan sulit
dipercaya jika Rusia melakukan serangan dengan menggunakan agen saraf
Novichok. Menurutnya bodoh jika Rusia menggunakan Novichok untuk
menyerang seseorang karena hubungannya dengan Rusia sangat jelas. Dia
bahkan juga ikut menuduh Inggris yang melakukannya.