WASHINGTON
- Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) akan memulai pengujian senjata
laser pada musim panas ini. Jet tempur F-15 dipilih Angkatan Udara AS
sebagai jet tempur yang akan melakukan pengujian ini.
Seorang pejabat Pentagon mengatakan bahwa dalam uji coba itu, jet tempur F-15 bersenjata laser itu akan menembak jatuh rudal jelajah dan drone dari langit.
"Kami sudah mendapat tes mulai musim panas ini dan tes penerbangan musim panas mendatang," kata Jeff Stanley, asisten deputi bidang sains, teknologi dan teknik seperti dilansir dari Sputnik, Rabu (21/3/2018).
Program Self-Protect High Energy Laser Demonstrator (SHIELD) dirancang untuk membuat pesawat Angkatan Udara AS macam F-15C, F-15E dan F-16 lebih dapat bertahan hidup. Namun senjata laser ini tidak mungkin dipasang pada armada F-35, karena pod dapat mengganggu fitur siluman pesawat. Pun begitu dengan pesawat B-2 dan F-22.
SHIELD terdiri dari tiga komponen: teknologi yang mengarahkan laser pada target, 'rumah' pod dan pendingin laser dan laser itu sendiri. Northrop Grumman, Boeing dan Lockheed Martin ditugasi mengembangkan masing-masing subsistem SHIELD ini.
Alat uji memiliki tenaga sekitar 50 kilowatt. "Masih ada beberapa tantangan teknis yang harus kami atasi - terutama ukuran, berat, kekuatan," terang Stanley.
Program SHIELD diharapkan akan selesai pada 2021 mendatang.
Sebelumnya dilaporkan bahwa Angkatan Laut AS juga tengah bekerja untuk mempersenjatai sebuah kapal perang dengan 60 hingga 150 kilowatt laser dalam dua tahun ke depan.
Seorang pejabat Pentagon mengatakan bahwa dalam uji coba itu, jet tempur F-15 bersenjata laser itu akan menembak jatuh rudal jelajah dan drone dari langit.
"Kami sudah mendapat tes mulai musim panas ini dan tes penerbangan musim panas mendatang," kata Jeff Stanley, asisten deputi bidang sains, teknologi dan teknik seperti dilansir dari Sputnik, Rabu (21/3/2018).
Program Self-Protect High Energy Laser Demonstrator (SHIELD) dirancang untuk membuat pesawat Angkatan Udara AS macam F-15C, F-15E dan F-16 lebih dapat bertahan hidup. Namun senjata laser ini tidak mungkin dipasang pada armada F-35, karena pod dapat mengganggu fitur siluman pesawat. Pun begitu dengan pesawat B-2 dan F-22.
SHIELD terdiri dari tiga komponen: teknologi yang mengarahkan laser pada target, 'rumah' pod dan pendingin laser dan laser itu sendiri. Northrop Grumman, Boeing dan Lockheed Martin ditugasi mengembangkan masing-masing subsistem SHIELD ini.
Alat uji memiliki tenaga sekitar 50 kilowatt. "Masih ada beberapa tantangan teknis yang harus kami atasi - terutama ukuran, berat, kekuatan," terang Stanley.
Program SHIELD diharapkan akan selesai pada 2021 mendatang.
Sebelumnya dilaporkan bahwa Angkatan Laut AS juga tengah bekerja untuk mempersenjatai sebuah kapal perang dengan 60 hingga 150 kilowatt laser dalam dua tahun ke depan.
Credit sindonews.com