Sana`a, Yaman (CB) - Gerilyawan Syiah Yaman, Al-Houthi,
mengatakan mereka menyerang satu pesawat tempur milik koalisi militer
pimpinan Arab Saudi saat terbang di wilayah udara Saada, Yaman Utara,
Rabu (21/3).
"Pasukan pertahanan udara kami menembakkan satu rudal dan menghantam satu pesawat F-15 di wilayah udara Saada," kata kelompok gerilyawan Syiah tersebut di dalam pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita Saba.
Sementara itu, Juru Bicara Pasukan Koalisi Kolonel Turki Al-Maliki mengatakan pesawat tersebut diserang rudal pada 15.48 waktu setempat (19.48 WIB) yang ditembakkan dari kamp Bandar Udara Saada, tapi tak menimbulkan kerusakan serius. Dan pesawat itu berhasil kembali dengan selamat.
Al-Maliki mengatakan rudal tersebut "tidak termasuk dalam simpanan senjata Pemerintah Yaman ... dan itu adalah bukti lain mengenai senjata Iran yang diselundupkan ke gerilyawan Syiah di Yaman".
Iran telah lama membantah bahwa senjata diselundupkan untuk gerilyawan Yaman.
Pada 7 Januari, gerilyawan Al-Houthi mengatakan mereka menambkan jatuh satu jet tempur koalisi militer pimpinan Arab Saudi, meskipun media Saudi melaporkan pesawat tersebut jatuh karena gangguan mesin.
Koalisi pimpinan Arab Saudi telah melancarkan serangan udara dan operasi pengawasan rutin terhadap wilayah Yaman yang dikuasai oleh gerilyawan Al-Houthi sebagai bagian dari perangnya melawan gerilyawan di Yaman --yang meletus pada 2015.
Koalisi tersebut memulai operasi udara militer pada Maret 2015 guna mematahkan perlawanan gerilyawan Al-Houthi dan memulihkan kekuasaan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi --yang hidup di pengasingan-- serta pemerintahnya.
Koalisi itu juga memberlakukan blokade laut dan udara atas Yaman guna mencegah senjata yang diselundupkan sampai kepada gerilyawan Al-Houthi, yang merebut kekuasaan di Ibu Kota Yaman, Sana`a, dan sebagian besar provinsi Yaman Utara.
Data statistik PBB memperlihatkan lebih dari 10.000 orang, kebanyakan warga sipil, telah tewas sejak koalisi pimpinan Arab Saudi campur-tangan dalam perang saudara di Yaman.
"Pasukan pertahanan udara kami menembakkan satu rudal dan menghantam satu pesawat F-15 di wilayah udara Saada," kata kelompok gerilyawan Syiah tersebut di dalam pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita Saba.
Sementara itu, Juru Bicara Pasukan Koalisi Kolonel Turki Al-Maliki mengatakan pesawat tersebut diserang rudal pada 15.48 waktu setempat (19.48 WIB) yang ditembakkan dari kamp Bandar Udara Saada, tapi tak menimbulkan kerusakan serius. Dan pesawat itu berhasil kembali dengan selamat.
Al-Maliki mengatakan rudal tersebut "tidak termasuk dalam simpanan senjata Pemerintah Yaman ... dan itu adalah bukti lain mengenai senjata Iran yang diselundupkan ke gerilyawan Syiah di Yaman".
Iran telah lama membantah bahwa senjata diselundupkan untuk gerilyawan Yaman.
Pada 7 Januari, gerilyawan Al-Houthi mengatakan mereka menambkan jatuh satu jet tempur koalisi militer pimpinan Arab Saudi, meskipun media Saudi melaporkan pesawat tersebut jatuh karena gangguan mesin.
Koalisi pimpinan Arab Saudi telah melancarkan serangan udara dan operasi pengawasan rutin terhadap wilayah Yaman yang dikuasai oleh gerilyawan Al-Houthi sebagai bagian dari perangnya melawan gerilyawan di Yaman --yang meletus pada 2015.
Koalisi tersebut memulai operasi udara militer pada Maret 2015 guna mematahkan perlawanan gerilyawan Al-Houthi dan memulihkan kekuasaan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi --yang hidup di pengasingan-- serta pemerintahnya.
Koalisi itu juga memberlakukan blokade laut dan udara atas Yaman guna mencegah senjata yang diselundupkan sampai kepada gerilyawan Al-Houthi, yang merebut kekuasaan di Ibu Kota Yaman, Sana`a, dan sebagian besar provinsi Yaman Utara.
Data statistik PBB memperlihatkan lebih dari 10.000 orang, kebanyakan warga sipil, telah tewas sejak koalisi pimpinan Arab Saudi campur-tangan dalam perang saudara di Yaman.
Credit antaranews.com