Dua warga Qatar yang diduga penyandang dana Nusra Front masuk dalam daftar.
CB,
DUBAI -- Qatar membuat daftar teroris baru dengan memasukkan 28
individu dan institusi ke dalamnya, termasuk beberapa warga Qatar yang
sudah tercantum dalam daftar hitam Arab Saudi, Kamis (22/3).
Qatar membuat daftar teroris baru berdasarkan beberapa orang terduga
yang diidentifikasi pada Oktober 2017. Daftar itu secara resmi
dipublikasikan di laman Komite Antiterorisme Nasional Qatar dimana di
dalamnya terdapat beberapa individu yang dianggap rival dan
mengecualikan tokoh-tokoh Islam arus utama.
Langkah ini
membuat daftar hitam Qatar lebih seiring dengan daftar serupa yang
dibuat Saudi, meski motivasi publikasi daftar itu sendiri masib belum
jelas. Sayangnya, juru bicara Pemerintah Qatar tak merespons permintaan
tanggapan yang diajukan.
Empat negara Arab yang dijuluki
Kuartet Antiteror mempertahankan 72 nama dan organisasi yang punya
kaitan ke Qatar. Dalam daftar teroris baru yang diliris Qatar, ada dua
warga Qatar yang diduga menjadi penyandang dana kelompok militan Nusra
Front di Suriah. Meskipun identitas kelompok ini tidak diuraikan jelas.
Daftar
itu tidak memuat Persatuan Internasional Ulama Muslim yang berbasis di
Qatar. Lembaga itu dibentuk pada 2004 sebagian besarnya oleh ulama yang
terafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin di Mesir dan diketuai Syekh Yusuf
al-Qaradawi. Persatuan Internasional Ulama Muslim yang berbasis di Qatar
dan Syekh Yusuf al-Qaradawi sendiri masuk dalam daftar hitam
rival-rival Qatar.
Menteri Luar Negeri UEA Anwar Gargash bercicit di
Twitter.
''Terlepas dari kesulitan yang dihadapi, Qatar menunjukkan perlawanan
terhadap terorisme tapi tetap mendukung gerakan ekstremis yang jadi inti
persoalan,'' tulis Gargash.
Qatar mendata 13 anggota
Alqaidah dan ISIS pada Oktober 2017 dalam aksi bersama AS dan lima
negara Kawasan Teluk lainnya. AS, yang memiliki pangkalan militer udara
di Qatar, sudah memberi sinyal ikut menyelesaikan persoalan antara Qatar
dengan negara-negara Kawasan Teluk lainnya.
Arab Saudi,
Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir menjatuhkan sanksi perjalanan,
diplomasi, dan perdagangan terhadap Qatar pada Juni 2017 lalu. Sebab,
Qatar dianggap membiayai terorisme, ikut campur urusan negara-negara
Arab, dan memberi dukungan terhadap Iran yang merupakan rival
negara-negara Kawasan Teluk. Qatar menyebut tuduhan ini tidak mendasar.
Meski
di sisi lain, Presiden AS Donald Trump menyebut Qatar membiayai
kegiatan terorisme di masa lalu dengan intensitas yang tinggi. Trump
berterima kasih pemimpin Qatar mau membuat perlawanan terhadap
terorisme.