Lee dituduh korupsi dana hingga lebih dari Rp 140 miliar dari suap.
CB,
SEOUL -- Mantan presiden Korea Selatan (Korsel) Lee Myung-bak ditangkap
pada Jumat (23/3) pagi atas berbagai tuduhan korupsi. Penangkapan
tersebut adalah yang terbaru dalam serangkaian penangkapan pemimpin
Korsel yang terlibat skandal korupsi setelah mereka tidak lagi menjabat.
Sebuah konvoi kendaraan, termasuk sedan hitam yang membawa Lee,
memasuki pusat penahanan di Seoul setelah Pengadilan Distrik Pusat Seoul
menyetujui surat perintah penahanannya. Karena kasus yang menjerat Lee
cukup serius, ia dikhawatirkan akan mencoba menghancurkan barang bukti.
Jaksa
dapat menahannya hingga 20 hari sebelum secara resmi menuntutnya. "Saat
ini, saya merasa ini semua salah saya dan saya memiliki hati nurani
untuk mengakui kesalahan daripada menyalahkan orang lain," kata Lee,
dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan tidak lama sebelum
penangkapannya, seperti dikutip kantor berita Yonhap.
"Selama
10 bulan terakhir, saya sudah menderita sakit yang tidak dapat saya
tahan. Saya harap penangkapan saya akan meringankan penderitaan keluarga
saya dan mereka yang bekerja dengan saya," ujarnya.
Lee
(76 tahun) terlihat melambaikan tangan kepada para pekerjanya yang
berkumpul di kediamannya di Seoul. Namun ia tidak berkomentar apa-apa
ketika memasuki sedan bersama jaksa senior untuk dibawa ke pusat
penahanan.
Jaksa menuduh Lee mengambil total 11 miliar won
atau lebih dari Rp 140 miliar uang suap dari badan intelijennya sendiri,
sejumlah kelompok bisnis, dan lain-lain. Lee juga dituduh memanfaatkan
perusahaan swasta untuk mendapatkan dana ilegal sebesar 35 miliar won
atau lebih dari Rp 420,7 miliar, menggelapkan dana resminya, dan
menghindari pajak.
Penangkapan Lee terjadi sekitar satu
tahun setelah mantan Presiden Park Geun-hye yang menggantikannya di
kursi kekuasaan, digulingkan dari jabatan. Park dijebloskan ke penjara
karena skandal korupsi yang berbeda, didorong oleh unjuk rasa
besar-besaran rakyat Korsel selama beberapa bulan.
Jaksa
telah mengajukan tuntutan hukuman penjara selama 30 tahun untuk Park.
Pengadilan Seoul baru akan mengeluarkan putusan terhadapnya pada 6 April
mendatang.
Skandal korupsi yang menjerat pejabat tinggi
sering terjadi di Korsel. Korsel adalah negara dengan perekonomian
terbesar keempat di Asia, yang mencapai demokrasi liberal pada akhir
1980-an setelah beberapa dekade berada di bawah kepemimpinan diktator
yang didukung militer.
Lee sebelumnya telah menyangkal
sebagian besar tuduhan terhadapnya. Dia justru menuduh pemerintahan
liberal Presiden Moon Jae-in saat ini mencoba membalas dendam atas
kematian mantan presiden liberal Roh Moo-hyun, saat dilakukan
penyelidikan korupsi terhadap keluarganya di bawah perintah Lee.
Tuduhan
Lee itu memicu kemarahan Moon. Moon sebelumnya juga menyebut
investigasi terhadap keluarga Roh adalah bentuk balas dendam politik
yang dilakukan oleh pemerintahan Lee. Moon diketahui pernah menjabat
sebagai kepala staf kepresidenan Roh.
Lee adalah mantan
eksekutif Hyundai yang berhasil memimpin perusahaan tersebut saat
perekonomian Korsel sedang bangkit pasca-Perang Korea 1950-1953. Ia
menjadi presiden pertama di negara itu dengan latar belakang pebisnis.
Citra
Lee dalam dunia bisnis kemudian melahirkan harapan akan perekonomian
yang membaik di Korsel. Namun periode pemerintahannya selama lima tahun
dirusak dengan meningkatnya permusuhan dengan Korea Utara (Korut),
banyaknya demonstrasi jalanan terhadap impor daging sapi AS, dan
sulitnya perekonomian yang dilanda krisis keuangan global.
Presiden
Korsel lainnya yang mengalami akhir pemerintahan yang buruk adalah ayah
Park Geun-hye, yaitu Park Chung-hee. Diktator tersebut ditembak mati
oleh kepala badan mata-matanya sendiri saat pesta pada 1979, setelah ia
berkuasa selama 18 tahun.
Sementara penerusnya, mantan
jenderal Chun Doo-hwan dan Roh Tae-woo, harus menghabiskan waktu di
penjara karena kasus penyuapan, pengkhianatan, dan dakwaan lainnya
setelah lengser. Sedangkan mantan pemimpin oposisi yang berjuang melawan
kediktatoran, Kim Young-sam dan Kim Dae-jung, harus melepaskan
jabatannya dengan rasa malu setelah putra dan rekan dekat mereka
terlibat dalam skandal.