Ilustrasi. (AFP Photo/Thomas Coex)
"Pesan dari serangan pada reaktor nuklir pada 2007 lalu adalah bahwa Israel tidak akan membiarkan ada kemampuan yang mengancam eksistensi Israel," ujar kepala militer Israel, Gadi Eizoncot, sebagaimana dikutip Reuters, Rabu (21/3).
Pengumuman ini disampaikan setelah militer Israel mencabut perintah sensor yang membuat para pejabat negara tak boleh membicarakan serangan tersebut selama lebih dari sepuluh tahun belakangan.
|
Pernyataan ini ditindaklanjuti dengan perilisan materi-materi rahasia terbaru, termasuk foto dan video kokpit yang menunjukkan momen ketika pasukan udara Israel melancarkan serangan untuk menghancurkan fasilitas Al-Kubar di dekat Deir-al-Zor.
"Ini adalah pesan kami pada 2007, dan masih menjadi pesan kami hari ini dan akan terus berlanjut menjadi pesan kami di masa depan," tutur Eizoncot.
Israel mengumumkan pengakuan resmi ini ketika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sedang gencar-gencarnya meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa dan masyarakat internasional untuk mengambil aksi lebih kuat terhadap sekutu Suriah, Iran.
Netanyahu berulang kali memperingatkan bahwa Israel tak akan membiarkan Iran mengembangkan senjata nuklir atau membangun pabrik rudal di Suriah.
Sebelumnya, sejumlah pejabat Amerika Serikat juga sempat melontarkan pernyataan yang mengindikasikan bahwa Israel bekerja sama dengan Korea Utara dalam pembangunan fasilitas Al-Kubar ini,
Namun, Suriah sebagai pihak yang tergabung dalam Perjanjian Non-Proliferasi selalu menampik bahwa fasilitas tersebut adalah reaktor nuklir. Mereka juga membantah bekerja sama dengan Korut untuk membangun kekuatan nuklir.
Meski demikian, Badan Energi Atom Internasional menyatakan bahwa situs itu "sangat mungkin merupakan reaktor nuklir yang harus dideklarasikan."
Credit cnnindonesia.com